Suara.com - Serangan mematikan yang terjadi di Bandara Internasional Jinnah di Karachi, Pakistan mengakibatkan dua orang warga negara China tewas pada 6 Oktober 2024 lalu menjadi sorotan bagi Pemerintah China.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan bahwa Pemerintah China mendukung Pakistan untuk memberantas terorisme.
"China akan terus mendukung Pakistan dalam memerangi terorisme," katanya.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), sebuah kelompok terlarang yang sebelumnya menargetkan warga negara China di Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Kami teguh dalam komitmen kami untuk melindungi keselamatan dan keamanan warga negara China, proyek-proyek, dan lembaga-lembaga di luar negeri," tambah Lin Jian.
China dan Pakistan, sebut Lin Jian, memiliki tekad dan kemampuan untuk menggagalkan segala upaya untuk merusak hubungan China-Pakistan dan memastikan bahwa teroris akan membayar harganya.
"Terorisme adalah musuh bersama umat manusia, merupakan tanggung jawab bersama masyarakat internasional untuk memerangi terorisme dan mencegah tragedi terjadi lagi," ungkap Lin Jian.
Lin Jian juga menyebut China dan Pakistan adalah mitra kerja sama strategis yang tangguh.
"Persahabatan kami yang kuat telah mengakar kuat di antara rakyat kami. Upaya-upaya untuk merusak rasa saling percaya dan kerja sama antara kedua negara tidak akan berhasil," ungkap Lin Jian.
Baca Juga: Darurat Polusi Udara! Punjab Pakistan Lockdown, Sekolah dan Aktivitas Luar Ruangan Dilarang
China, kata Lin Jian, akan terus mendukung Pakistan dalam mengembangkan ekonomi dan masyarakatnya dan meningkatkan kehidupan rakyat.
"Kami akan dengan tegas melaksanakan kerja sama dengan Pakistan di berbagai bidang demi kepentingan kedua bangsa," kata Lin Jian.
Sebelumnya pada 9 November 2024, sedikitnya 26 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat ledakan bom di stasiun kereta api di Ibu Kota Provinsi Balochistan, Quetta.
Pakistan telah dilanda 785 serangan teroris selama 10 bulan pertama 2024, yang mengakibatkan 951 kematian dan 966 luka-luka. Oktober 2024 menjadi bulan paling mematikan kedua pada 2024 karena jumlah korban meningkat menjadi 198 orang.
Para korban tewas termasuk 98 teroris, 62 petugas keamanan dan 38 warga sipil.
Serangan-serangan tersebut merefleksikan tingkat kekerasan yang terus tinggi di seluruh negeri, menurut laporan dari Institut Pakistan untuk Studi Konflik dan Keamanan, sebuah badan strategi yang berbasis di Islamabad.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Polisi Ungkap Pemicu Kebakaran Maut Terra Drone: Akibat Baterai 30.000 mAh Jatuh
-
18 Hari Mengungsi, Korban Banjir Pidie Jaya Butuh Tenda untuk Kembali ke Kampung Halaman
-
Perpol Baru Izinkan Polisi Aktif Isi Jabatan Sipil, Kok Berbeda dengan Putusan MK?
-
Kuasa Hukum: Banyak Pasal Dipreteli Polisi dalam Kasus Penembakan 5 Petani Bengkulu Selatan
-
Komplotan Pencuri Modus 'Pura-pura Ditabrak' Diringkus Polisi
-
Usai Mobil MBG Tabrak Puluhan Anak SD di Cilincing, Apa yang Harus Dibenahi?
-
Jeritan Pilu Pedagang Kalibata: Kios Ludes Dibakar Massa, Utang Ratusan Juta Kini Menjerat
-
Benarkah Sakit Hati Ditegur Jadi Motif Siswi SD Bunuh Ibu Kandung di Medan?
-
Dishub Ungkap Kondisi Mobil SPPG Penabrak Puluhan Siswa di Cilincing
-
Bencana Sumatera Disebut Bukan Sekadar Alam, Tapi 'Bencana Pejabat' dan Beban Bagi Prabowo