Ilustrasi cadar. [Suara.com/Ema Rohimah]
Pihak berwenang Iran telah dituduh secara luas menggunakan lembaga kesehatan mental untuk membendung perbedaan pendapat terhadap hukum jilbab yang ketat. Metode tersebut telah dikutuk oleh para pembela hak asasi manusia sebagai tindakan yang kasar dan manipulatif secara psikologis.
Berbicara kepada The Guardian, Sima Sabet, seorang jurnalis Iran yang tinggal di Inggris yang menjadi target percobaan pembunuhan Iran tahun lalu, mengatakan tindakan tersebut "memalukan".
"Ide mendirikan klinik untuk 'menyembuhkan' wanita yang tidak mengenakan jilbab itu mengerikan, di mana orang-orang dipisahkan dari masyarakat hanya karena tidak sesuai dengan ideologi yang berkuasa," katanya.
Komentar
Berita Terkait
-
Tegang! Iran Tolak Tekanan Barat Soal Nuklir
-
Tike Priatnakusumah Curhat soal Proses Berhijab: Takut Kehilangan Pekerjaan
-
Cerita Awal Mula Berhijab, Tike Priatnakusumah Ternyata Pernah Alami Penyesalan
-
Iran Siapkan Langkah Antisipasi Hadapi Potensi Pembatasan Minyak
-
Belajar Berhijab, Tike Priatnakusumah Sempat Khawatir Tak Dapat Pekerjaan
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat