Suara.com - Wakil ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian, mengkritisi cara polisi dalam melakukan penanganan tawuran di Semarang hingga menyebabkan seorang siswa SMKN 4 tewas tertembak. Hetifah menegaskan pelaku penembakan yang diduga oknum polisi harus diberikan sanksi yang menimbulkan efek jera.
"Jika ada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, baik itu anak maupun juga stakeholder lain yang ada di satuan pendidikan, kita harus usut tuntas. Juga kita berikan sanksi yang sesuai, yang membuat efek jera," kata Hetifah ditemui di hotel Westin, Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Menurutnya, polisi harusnya memiliki aturan khusus dalam penanganan tawuran siswa. Hetifah menyampaikan penanganan tawuran anak jangan disamakan dengan kriminal hingga menggunakan senjata tajam.
"Aparat itu memang harus beda memperlakukan tawuran dengan memperlakukan kriminal. Anak tawuran itu, seperti juga misalnya kalau kita menghadapi katakanlah ada pertandingan sepak bola ada dua kan beda. Aparat keamanan menanganinya seharusnya itu ada SOP-SOP tertentu yang bisa dilakukan. Sehingga hal seperti itu bisa dicegah," tuturnya.
Dia meminta kepolisian maupun aparat keamanan lainnya untuk bisa menangani kasus-kasus kenakalan remaja dengan lebih humanis.
Sebelumnya, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengungkap kronologi siswa SMK tewas yang diduga akibat tembakan.
Menurutnya, peristiwa itu berawal dari aksi tawuran yang dilakukan antara dua geng di Semarang Barat, yaitu geng Seroja dan geng Tanggul Pojok.
Dalam peristiwa itu, Kombes Irwan menyatakan pihaknya sudah memeriksa 12 anak yang diduga terlibat tawuran. Dari 12 anak tersebut, 4 anak di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka di kasus tawuran.
Sementara itu, polisi yang diduga menjadi pelaku penembakan statusnya belum dipastikan.
Baca Juga: Langkah Nyata Cegah Bentrok, Jakarta Timur Tutup Akses Tawuran di Tembok Pinggir Rel
Berita Terkait
-
Kejanggalan Siswa SMK Diduga Ditembak Polisi: Tawuran atau Serempet Motor?
-
Pelajar Anggota Paskibraka di Semarang Tewas Tertembak, Polisi Berdalih Bubarkan Tawuran
-
Langkah Nyata Cegah Bentrok, Jakarta Timur Tutup Akses Tawuran di Tembok Pinggir Rel
-
Ngeri! Tawuran Maut Kebon Singkong Vs Cipinang Jagal di Jaktim: Satu Tewas Tersambar Kereta hingga Kena Panah di Leher
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Pemprov DKI Bangun Dua Kantor Kelurahan Hasil Pemekaran Kapuk, Kejari Jakbar Ikut Kawal Anggaran
-
Tren Penindakan Korupsi 2024 Anjlok, Kerugian Negara Justru Meroket
-
DPR Desak Pemerintah Gerak Cepat Tangani Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo
-
Perempuan Masih Jadi Objek Politik? Kritik Pedas Mahasiswi untuk Demokrasi Indonesia
-
Cuaca Hari Ini: Hujan Merata di Kota-kota Besar Jawa dan Sumatera
-
Pengacar Arya Daru Pangayunan Minta Polisi Dalami Sosok Vara dan Dion, Siapa Dia?
-
Guru Besar IPB: Petani Dituntut Taat Kebijakan, Tapi Bantuan Benih dan Pupuk Masih Jauh dari Cukup
-
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Dugaan Korupsi Program Digitalisasi Pendidikan
-
1.300 UMKM Siap Unjuk Gigi di Kompetisi Perdana Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu