Suara.com - Peter F Gontha mengungkapkan kritik tajam terhadap naturalisasi pemain sepak bola yang kini menjadi strategi utama dalam membangun prestasi tim nasional (Timnas) Indonesia.
Dalam pernyataannya, Peter menyebut dirinya kerap mendapat serangan di media sosial lantaran kritiknya terhadap praktik tersebut. Ia mengatakan, meski pro-kontra adalah hal biasa di era media sosial, besarnya reaksi publik terhadap kritik ini menunjukkan tingginya hasrat masyarakat terhadap sepak bola.
“Sebegitu besarnya keinginan masyarakat Indonesia melihat tim nasional berprestasi di kancah internasional, hingga tak rela ada kritik terhadap upaya yang dianggap mampu mendongkrak prestasi tim nasional,” ujarnya dikutip dari pemberitaan media massa.
Menurut Peter, naturalisasi pemain yang dilakukan oleh Ketua PSSI Erick Thohir sesuai regulasi FIFA, tidak sejalan dengan prinsip pembangunan jangka panjang dalam dunia sepak bola.
Peter mengungkapkan, dibandingkan mencari solusi instan seperti naturalisasi pemain, mendidik talenta muda berbakat dari seluruh pelosok negeri adalah langkah yang lebih ideal.
Namun, ia mengakui, idealisme itu sulit diterapkan mengingat kondisi persepakbolaan Indonesia yang penuh tantangan. Hal ini juga ditegaskan Nirwan Bakrie, mantan Wakil Ketua Umum PSSI, yang menyebut naturalisasi pemain sebagai solusi paling logis saat ini.
Menurut Nirwan, PSSI sebagai organisasi non-pemerintah telah lama membiayai sendiri aktivitasnya, termasuk pembinaan pemain muda. Sementara itu, alokasi anggaran pemerintah untuk olahraga sebagian besar digunakan untuk kegiatan multievent internasional, bukan pembinaan jangka panjang. "Politik anggaran seperti ini sudah saatnya diubah," tegasnya.
Selain masalah anggaran, minimnya sarana dan prasarana menjadi kendala besar. Peter menyoroti pentingnya komitmen pemerintah dalam membangun lapangan sepak bola dan fasilitas pelatihan di berbagai tingkat wilayah. Ia juga mengkritik kebijakan yang kerap mengalihfungsikan lahan kosong untuk pengembangan properti tanpa mempertimbangkan kebutuhan fasilitas olahraga.
“Tanpa lapangan yang memadai, anak berbakat sekalipun akan kesulitan berkembang,” katanya. Ia menambahkan bahwa sepak bola tidak cukup hanya menjadi olahraga murah dan mudah dimainkan, tetapi membutuhkan dukungan serius dari pemerintah untuk mencapai taraf profesional.
Meski awalnya menolak naturalisasi pemain, Peter mengaku mulai memahami bahwa langkah ini menjadi bukti nyata minimnya dukungan pemerintah terhadap sepak bola nasional.
"Bersyukur ada pemain keturunan Indonesia di luar negeri yang bersedia membela tim nasional," ucapnya.
Mereka dianggap mampu mengisi kekosongan dalam skuad nasional yang sulit dipenuhi oleh pemain lokal akibat sistem pembinaan yang kurang optimal.
Lantas, siapa Peter F Gontha?
Peter F Gontha merupakan seorang pengusaha dan diplomat ternama Indonesia, telah meninggalkan jejak penting di berbagai bidang, mulai dari bisnis, televisi, hingga dunia hiburan.
Pria kelahiran Semarang, 4 Mei 1948 ini dikenal sebagai pelopor televisi komersial dan pendiri berbagai perusahaan besar, termasuk Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dan Surya Citra Televisi (SCTV).
Karier gemilang Peter F Gontha bermula dari pendidikan mentereng yang ia tempuh di Belanda. Setelah lulus dari Sekolah Kanisius Jakarta, Peter melanjutkan studi di Negeri Kincir Angin.
Berita Terkait
-
Kevin Diks Ceritakan Kebanggaan Sang Kakek Saat Dirinya Pilih Bela Timnas Indonesia
-
Pemain Naturalisasi Ini Kritik Indra Sjafri, Kenapa?
-
Nasib Naturalisasinya Menggantung, Pemain Keturunan Indonesia Malah Diincar Ajax Amsterdam
-
Pemain Naturalisasi Kritik Indra Sjafri Usai Timnas Indonesia U-22 Dikalahkan Filipina
-
Jalani Proses Naturalisasi, Ciro Alves Tidak Punya Niat Bela Timnas Indonesia
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku
-
Banjir Jakarta Hari Ini: Pela Mampang dan Cilandak Terendam 60 Cm, Warga Diimbau Waspada
-
Misteri Sekeluarga Tewas di Tol Tegal: Mesin Mati AC Nyala, Pengemudi Sempat Tolak Bantuan Medis
-
Marak Kepala Daerah Kena OTT, Golkar Serukan Evaluasi Total Sistem Seleksi Pemimpin
-
Revolusi Digital GM FKPPI: Kaderisasi Kini Berbasis AI, Fokus Cetak Kualitas
-
Genangan Air di Jeruk Purut Bikin Transjakarta Rute 6T Dialihkan, Cek Titik yang Tak Disinggahi
-
Wacana Penunjukan Langsung Dinilai Tak Demokratis, FPIR: Bahaya Kapolri Ditunjuk Langsung Presiden
-
Hujan Deras Jumat Sore, Warga Pela Mampang Dikepung Banjir, Ketinggian Air Ada yang Mencapai 60 Cm
-
BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan Resmi Go Live Nasional Penjaminan Dugaan KK/PAK di Aplikasi