Suara.com - Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Hardinsyah, menyarankan pemberian susu pada program makan bergizi gratis tidak perlu dilakukan di seluruh sekolah. Dia menekankan bahwa susu bukan menjadi penyempurna gizi untuk tubuh.
"Engga juga (penyempurna gizi) kemarin di daerah mana itu, di Jatim, susu dibuang-buang. Artinya di daerah dengan petani peternak ada susunya berlimpah, silakan saja. Kalau itu sudah jadi budaya masyarakat," kata Hardinsyah saat dihubungi Suara.com, Senin (2/12/2024).
Terlebih dengan anggaran yang terbatas, pemerintah harusnya mementingkan pelaksanaan prioritas, termasuk dalam pemilihan sekolah yang akan diberikan makanan bergizi gratis tersebut. Mengenai pemberian susu, dia menyarankan, sebaiknya dilakukan di daerah yang memang sudah terkenal terdapat banyak peternak dengan produksi susu berkualitas.
"Misalnya di daerah dingin, lembang, malang, pasuruan. Jadi dipetakan saja di mana dia ada dikonsumsi," katanya menambahkan.
Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu tidak permasalahkan adanya pemberian susu selama pemerintah memang mampu secara anggaran untuk memberikan produk berkualitas.
"Lagi-lagi kan kemampuan pemerintah. Kalau pemerintah mampu ya why not," kata Hardinsyah.
Dia mengingatkan bahwa isi makanan bergizi itu paling penting harus tetap ada lauk pauk, sayuran hijau, dan buah pada setiap porsi. Berbagai jenis makanan itu penting tetap ada untuk mencegah anak-anak sekolah alami anemia atau kekurangan darah.
"Pada anak sekolah ini seperlima mengalami anemi, kekurangan darah, kalau itu di pinggiran pasti lebih tinggi lagi. Lagi-lagi sumber paling ampuh, pangan. Jadi makan-makanan yang bisa mencegah anemi tadi, lauk pauk, sama sayuran hijau. Tapi lauk pauk dan sayuran hijau tidak akan digunakan dengan baik oleh tubuh kalau dia gak makan buah," kata dia.
Sebelumnya Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyampaikan bahwa anggaran program MBG tetap Rp 71 triliun. Hanya saja dia menyampaikan kalau anggaran per porsi sudah ditetapkan menjadi Rp 10 ribu. Menurutnya, harga tersebut sudah layak.
Baca Juga: Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 10 Ribu Per Porsi, Keponakan Prabowo Klaim Sudah Sesuai Hasil
"Sudah ada uji coba di Jabar, Jateng dan DKI Jakarta," kata Hasan kepada wartawan, Sabtu (30/11/2024).
Menurutnya uji coba bahkan sudah dilakukan dalam waktu satu tahun ke belakang. Menurutnya, dengan harga Rp 10 ribu per porsi sudah layak.
"Sudah dilakukan uji coba hampir setahun ini. Jadi di pulau jawa, untuk ketercukupan 600-700 kalori per sajian, bisa dengan harga maksimal Rp 10 ribu," katanya.
Berita Terkait
-
Prabowo Tinjau Kawasan BLUPPB Karawang, Dorong Swasembada Pangan dan Ekonomi Biru
-
Anggaran Jadi Rp 10 Ribu per Porsi, Ahli Gizi IPB Sarankan Pemerintah Prioritaskan Sekolah Pinggiran dan Miskin
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Cuma Rp10 Ribu, Cak Imin: Bukan Trial, Harus Begitu Karena Anggaran Terbatas
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 10 Ribu Per Porsi, Keponakan Prabowo Klaim Sudah Sesuai Hasil
-
Ernest Prakasa Kritik Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp10 Ribu per Anak: Andai Enggak Dikorup..
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra
-
Ramai Patungan Beli Hutan, Memang Boleh Rimba Dibeli Dan Bagaimana Caranya?
-
Peradilan Militer Dinilai Tidak Adil, Keluarga Korban Kekerasan Anggota TNI Gugat UU ke MK
-
Ria Ricis dan Selebriti Pandu Shopee Live Superstar, Jumlah Produk Terjual Naik Hingga 16 Kali
-
5 Kali Sufmi Dasco Pasang Badan Bela Rakyat Kecil di Tahun 2025
-
Kelola Sendiri Sampah MBG, SPPG Mutiara Keraton Solo di Bogor Klaim Untung hingga 1.000 Persen