Suara.com - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden secara resmi memberikan grasi penuh dan tanpa syarat kepada putranya, Hunter Biden. Ia sebelumnya dinyatakan bersalah atas pelanggaran pajak federal dan kepemilikan senjata api.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Gedung Putih, Joe Biden menegaskan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada keyakinannya bahwa kasus hukum terhadap Hunter dipengaruhi oleh tekanan politik dan perlakuan tidak adil.
“Hunter Diperlakukan Berbeda” kata Biden.
"Sejak hari pertama saya menjabat, saya berjanji tidak akan mencampuri keputusan Departemen Kehakiman. Namun, saya tidak bisa tinggal diam ketika putra saya diproses secara tidak adil hanya karena dia adalah anak saya." lanjutnya.
Ia juga menyoroti bahwa kasus seperti yang dihadapi Hunter, baik soal formulir senjata maupun keterlambatan pembayaran pajak, biasanya diselesaikan tanpa tuntutan pidana.
Hunter Biden, 54, telah menghadapi berbagai tuduhan berat. Pada Juni 2024, ia dinyatakan bersalah atas tiga dakwaan terkait kepemilikan senjata api, termasuk berbohong dalam formulir pembelian senjata pada 2018 dengan menyatakan dirinya bukan pengguna narkoba, meskipun saat itu ia bergulat dengan kecanduan kokain. Ia juga mengaku bersalah atas penggelapan pajak federal, di mana ia gagal membayar pajak sebesar $1,4 juta (sekitar Rp22,4 miliar) saat menjalani gaya hidup mewah.
Hunter sebelumnya dijadwalkan menghadapi vonis pada Desember, namun grasi dari ayahnya membebaskannya dari hukuman tersebut.
Langkah Joe Biden ini memicu gelombang kritik, terutama dari lawan politiknya. Mantan Presiden Donald Trump, melalui media sosialnya, menyebut grasi ini sebagai bentuk "penyalahgunaan kekuasaan" dan meminta pembebasan tahanan yang terlibat dalam kerusuhan Capitol pada 6 Januari 2021.
Donald Trump Jr., putra Trump, menyatakan di platform X (dulu Twitter), "Semua orang sudah tahu dia akan melakukannya. Dia hanya menunggu momen yang tidak memengaruhi elektabilitas Demokrat."
Baca Juga: Trump Perkuat Jaringan Keluarga di Gedung Putih: Dua Besan Dapat Jabatan Strategis
Sementara itu, Hunter Biden dalam pernyataannya mengaku telah mengambil tanggung jawab atas kesalahannya di masa lalu.
"Saya telah belajar dari kesalahan yang terjadi pada masa-masa tergelap dalam hidup saya. Grasi ini adalah kesempatan kedua yang tidak akan saya sia-siakan," katanya.
Joe Biden juga menyoroti dampak serangan politik terhadap keluarganya.
"Upaya untuk menghancurkan Hunter adalah upaya untuk menghancurkan saya. Tapi cukup sudah," tegasnya.
Langkah ini menandai perubahan sikap presiden, yang sebelumnya menyatakan tidak akan memberi grasi kepada Hunter, bahkan setelah kasus hukum anaknya mencuat di pengadilan Delaware.
Berita Terkait
-
Trump Perkuat Jaringan Keluarga di Gedung Putih: Dua Besan Dapat Jabatan Strategis
-
Hunter Biden Diampuni, Trump Tuntut Keadilan untuk Terdakwa Kerusuhan 6 Januari
-
"Maniak Genosida": Putra Penulis Palestina Kecam Biden yang Terlihat Membawa Buku Ayahnya
-
Luhut Pusing Donald Trump Jadi Presiden AS
-
Presiden Joe Biden Tuding Lawan Politiknya 'Bermain' di Balik Tuntutan Pidana Anaknya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah
-
BGN Memperketat Syarat Sopir MBG Pasca Insiden Cilincing, SPPG Tak Patuh Bisa Diberhentikan
-
Bupati Kini Jadi 'Dirigen' Program MBG, Punya Kuasa Tutup Dapur Nakal