Suara.com - Pengadilan di Vietnam menolak banding dari Truong My Lan, taipan properti terkemuka sekaligus ketua Van Thinh Phat Holdings Group (VTP). Ia sebelumnya dijatuhi hukuman mati pada April lalu atas kasus penggelapan dan suap dalam skandal keuangan terbesar dalam sejarah Vietnam yang mencapai nilai lebih dari $12 miliar atau setara dengan Rp186 triliun.
Truong My Lan, yang kini berusia 68 tahun, dinyatakan bersalah setelah penyelidikan mendalam yang mengungkap bagaimana ia mengendalikan Saigon Joint Stock Commercial Bank (SCB) secara ilegal antara tahun 2012 hingga 2022.
Melalui ribuan perusahaan fiktif dan pemberian suap kepada pejabat negara, Lan dan para komplotannya berhasil mengalihkan dana dalam jumlah fantastis.
Investigasi menemukan bahwa sejak awal 2018 hingga Oktober 2022, ketika pemerintah turun tangan menyelamatkan SCB setelah kepanikan massal di antara para nasabah, Lan telah mengatur pemberian pinjaman ilegal kepada perusahaan-perusahaan cangkang. Akibatnya, dana tersebut tidak hanya hilang, tetapi juga membawa dampak besar terhadap sistem keuangan Vietnam.
Media lokal VnExpress melaporkan bahwa ada peluang bagi Truong My Lan untuk mengubah hukuman matinya menjadi penjara seumur hidup. Namun, ia harus mengembalikan tiga perempat dari dana yang digelapkan saat menjalani masa hukuman.
Dalam persidangan, jaksa penuntut menegaskan bahwa tindakan Lan "belum pernah terjadi sebelumnya" dalam sejarah hukum Vietnam.
Selain jumlah uang yang sangat besar, dampak sosial, ekonomi, dan pasar keuangan yang ditimbulkan juga luar biasa besar.
Vonis ini menambah daftar panjang kasus kejahatan keuangan yang melibatkan para pengusaha papan atas di Vietnam. Sebelumnya, sejumlah miliarder Vietnam juga terjerat kasus serupa, seperti Trinh Van Quyet yang dijatuhi hukuman penjara karena menipu pemegang saham hingga hampir $150 juta.
Dengan vonis ini, pemerintah Vietnam kembali menegaskan sikap tegas terhadap korupsi dan pelanggaran hukum, terutama di sektor keuangan dan bisnis.
Baca Juga: Media Vietnam: Filipina Patut Diwaspadai Ketimbang Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Kasus ini tidak hanya memengaruhi kredibilitas sektor perbankan Vietnam, tetapi juga menyoroti risiko besar yang dihadapi investor domestik maupun internasional. Pengawasan ketat terhadap praktik bisnis dan transparansi keuangan kini menjadi prioritas utama untuk mencegah skandal serupa di masa depan.
Berita Terkait
-
Media Vietnam: Filipina Patut Diwaspadai Ketimbang Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
-
Meski Menang Gemilang di Korea Selatan, Kekuatan Vietnam Belum Teruji, Karena Ini
-
Vietnam Naturalisasi Pemain Jebolan Klub Raksasa Rusia, Timnas Indonesia Wajib Waspada!
-
Bukan Indonesia, Media Vietnam Justru Waspadai Negara Ini di Piala AFF 2024
-
Punya Statistik Impresif, Vietnam Makin Percaya Diri Tatap Piala AFF 2024
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta