Suara.com - Jurnalis senior, Lukas Luwarso angkat bicara soal Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang bagi-bagi bantuan pada korban banjir di Jakarta Timur.
Bukan mengatasnamakan pemerintah, Gibran justru secara blak-blakan memberi bantuan sembako tersebut dengan nama pribadinya.
Pasalnya, goodie bag yang digunakan sebagai wadah sembako tersebut bertuliskan ‘Bantuan Wapres Gibran’.
Melihat fenomena tersebut, Lukas sontak mengatakan bahwa Gibran kini tengah membuat pencitraan.
“Fufufafa atau Wapres Gibran itu kan sedang ingin mencitrakan, membuat pencitraan, maka segala sesuatu yang bersifat politik akan dia buat secara personal. Sebagai itu proyek dia, program dia,’’ ujar Lukas, dikutip dari Youtube Abraham Samad SPEAK UP, Rabu (4/12/24).
Menurutnya, hal ini bukanlah hal yang wajar, bahkan disebut aneh. Pasalnya, Gibran bukan sedang kampanye, sehingga tulisan ‘Bantuan Wapres Gibran’ dianggap bukan hal yang lazim.
“Sebagai politik nalar itu kan agak aneh ya, kenapa memberi bantuan harus dikasih label tasnya ‘Bantuan Wapres’ gitu, inikan tidak lazim. Kalau saat kampanye orang masih bisa memahami, tapi kalau sudah jadi wapres, kenapa itu harus dilakukan,” ucapnya.
“Itu sebenarnya agak memalukan,” tambahnya.
Lukas sontak mengatakan jika masyarakat Indonesia memberi kesempatan dan membiarkan Gibran berkuasa selama 5 tahun, maka Indonesia akan mengalami Nausea.
Baca Juga: Bantuan Wapres Gibran Aksi Kemanusiaan atau Strategi Politik Jangka Panjang?
“Kalau tingkah Fufufafa dan bapaknya ini kita biarkan, dan bisa bertahan 5 tahun, Indonesia akan mengalami Nausea. Nausea itu perasaan mual, perasaan pening pengen muntah, karena melihat perilaku seorang pemimpin menjadi wakil presiden itu kan bukan main-main,” urainya.
“Manusia yang seharusnya hebat, punya bibit, bobot dan bebet, bagus, tapi ini kita mendapatkan proses politik yang sangat curang, kita mendapat orang yang tidak punya track record, tidak punya kemampuan berpikir yang baik, tidak punya pemahaman etika yang bagus untuk menjadi pemimpin,” tambahnya.
Bukan hanya masyarakat secara umum, Lukas pun mengaku pasti akan mengalami gejala Nausea jika membiarkan Gibran tetap berkuasa.
“Setiap kegiatan dia akan selalu disorot media, dan akan disebarkan oleh buzzer-buzzernya, dan itu akan membuat kita kaum yang memiliki nalar dan etika yang bagus menjadi mual, pening, pengen muntah,” ujarnya.
“Terganggu pasti psikologis kita, tidak bisa dibiarkan 5 tahun ini. Kita kasih waktu lah, 5 bulan maksimal,” tandasnya.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik