Suara.com - Paris menjadi pusat perhatian dunia pada Sabtu malam (7/12) saat Pangeran William berjabat tangan dengan Presiden AS terpilih, Donald Trump, di upacara peresmian kembali Katedral Notre Dame.
Dalam momen yang penuh simbolisme ini, kedua tokoh tersebut berbicara singkat di tengah perayaan pembukaan kembali salah satu ikon arsitektur dunia yang hancur akibat kebakaran hebat pada 2019.
Setibanya di acara tersebut, Trump menyambut William dengan hangat, menepuk bahunya sebelum berjabat tangan. Pertemuan singkat ini berlangsung sebelum acara utama yang dijadwalkan malam hari, di mana keduanya akan bertemu secara resmi di lokasi terpisah di Paris untuk membahas hubungan istimewa antara Inggris dan Amerika Serikat.
Pangeran William awalnya direncanakan bertemu Trump dan Ibu Negara AS, Dr. Jill Biden, sebelum upacara, namun jadwal berubah sehingga pertemuan dilakukan setelah acara berlangsung.
Acara pembukaan Katedral Notre Dame menjadi momen penting yang dihadiri oleh sekitar 50 kepala negara dan pemerintahan, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan pengusaha terkenal Elon Musk.
Katedral yang mengalami kebakaran hebat pada April 2019, menyebabkan runtuhnya menara utamanya, kini telah dipulihkan setelah proyek renovasi besar-besaran yang menelan biaya ratusan juta euro.
Presiden Macron menyampaikan pidato sekitar pukul 19.00 waktu setempat, yang dilanjutkan dengan misa peringatan yang dipimpin oleh Uskup Agung Laurent Ulrich. Paduan suara Maîtrise Notre-Dame de Paris tampil memukau dalam acara ini, sebelum konser yang disiarkan televisi dimulai pada pukul 21.15 malam.
Upacara ini tidak hanya merayakan kebangkitan sebuah monumen, tetapi juga menyoroti kerja sama internasional.
Dalam pernyataannya, Kensington Palace menyebutkan bahwa Pangeran William hadir atas permintaan Pemerintah Inggris, mewakili negara untuk acara yang penting secara simbolis ini.
"Pangeran Wales akan melakukan perjalanan ke Paris untuk menghadiri upacara peresmian kembali Katedral Notre Dame. Kehadirannya mencerminkan hubungan erat antara Inggris dan Prancis, serta penghormatan terhadap warisan budaya dunia," ujar juru bicara istana.
Berita Terkait
-
Katedral Notre Dame Kembali Dibuka untuk Publik
-
Donald Trump Desak Vladimir Putin Segera Akhiri Perang Ukraina
-
Donald Trump Minta Joe Biden Jauhi Konflik Suriah, Rusia Kritik Pemberontak
-
Notre Dame Dibuka Kembali, Macron Resmikan Katedral Ikonik Pasca Kebakaran Dahsyat
-
Lonceng Kematian? TikTok Semakin Dekat Dilarang di Amerika Serikat
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Akui Sulit Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim: Dikejar Lari-lari!
-
Bukan Cuma Iklan: 5 Bos Media Bongkar 'Revenue Stream' Ajaib di Era AI
-
Pakar Pidana Tegaskan Polemik Patok Kayu PT WKM Harusnya Tak Jadi Perkara Pidana
-
Kejagung Dalami Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke 'Ring 1' Nadiem Makarim
-
Terungkap! Alasan Sebenarnya APBD DKI Jakarta Numpuk Rp14,6 Triliun! Bukan Deposito, Tapi...?
-
Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun
-
Ketua Majelis Hakim Heran, PT WKM Pasang Patok di Wilayah IUP Sendiri Malah Dituntut Pidana
-
Setahun Jadi Penyeimbang Pemerintahan Prabowo, Apa Saja yang Disorot PDI Perjuangan?
-
Rencana Soeharto Digelari Pahlawan Nasional, Amnesty: Reformasi Berakhir di Tangan Prabowo
-
Pramono Anung Tegaskan Santri Bukan Sekadar Simbol Religi, tapi Motor Peradaban Jakarta