Suara.com - Deputi Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Rini Handayani, menegaskan bahwa kasus pelecehan seksual oleh I Wayan Agus Suartama, atau Agus Buntung, seorang penyandang disabilitas, tidak boleh dianggap mustahil karena pelaku memiliki keterbatasan fisik.
Kasus pelecehan seksual oleh Agus Buntung yang sempat diragukan karena pelakunya disabilitas, menurut Rini, menunjukan bahwa publik belum sadar terkait kesetaraan gender.
"Kenapa pelakunya ini disabilitas terus bisa melakukan apa yang kita bilang tidak mungkin, berarti kan ada yang belum tersentuh, nih. Karena namanya kesetaraan gender itu adalah bukan jenis kelamin, tapi adalah bagaimana semua mendapatkan perspektif," kata Rini ditemui Suara.com di Kantor Kemen PPPA, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Dia menjelaskan bahwa kesetaraan gender bukan sekadar soal jenis kelamin, tetapi bagaimana semua individu mendapatkan kesempatan yang sama untuk memahami hak, tanggung jawab, dan konsekuensi hukum dari tindakan yang dilakukan.
Rini menekankan bahwa pelaku disabilitas yang mampu melakukan pelecehan seksual menunjukkan adanya celah dalam edukasi dan penguatan di masyarakat.
"Orang-orang dengan disabilitas ini perlu juga edukasi. Itu yang mungkin masih belum secara utuh, masih ada ketimpangan disitu ya dengan sasaran-sasaran untuk semua orang itu berhak untuk mendapatkan informasi yang sama," tuturnya.
Untuk mencegah kasus serupa, Kemen PPPA mengusulkan pendekatan berbasis komunitas untuk menyampaikan edukasi kesetaraan gender secara luas. Selain itu, peningkatan akses informasi hingga ke daerah-daerah terpencil (3T) dianggap sebagai langkah penting.
"Ke depan, edukasi ini harus menjangkau seluruh aspek masyarakat, baik di wilayah terpencil, kawasan 3T, maupun kelompok penyandang disabilitas. Semua pihak berhak mendapatkan informasi yang sama," tutup Rini.
Baca Juga: Sulit Akses, Penyandang Disabilitas Harap Makin Banyak Perusahaan Beri Kesempatan Kerja
Berita Terkait
-
Perangkap Agus Buntung, Tanpa Tangan Buat Belasan Perempuan Alami Nasib Tak Beruntung
-
Korbannya Capai 15 Orang, Begini Tampang Agus 'Buntung' saat Diperiksa Sebagai Tersangka di Polda NTB
-
Beredar Video Agus Buntung Merayu Korbannya, Polisi Sebut Pelaku Manipulatif: Apa Itu?
-
Pemuda Disabilitas Lakukan Pelecehan Seksual di NTB, Kemen PPPA: Pelaku Hipnotis Korban
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal