Suara.com - Analis Politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi lebih memungkinkan untuk bergabung dengan Partai Golkar setelah tidak dianggap lagi sebagai bagian dari PDI Perjuangan.
Dedi menyampaikan, kekinian, Golkar tidak memiliki tokoh kuat yang memiliki pengaruh. Lantaran itu, ia berpendapat bahwa Jokowi bisa mengisi kekosongan tersebut.
"Secara umum lebih mungkin ke Golkar, karena di Golkar saat ini tidak ada tokoh kuat yang mendominasi pengaruh di internal Parpol, bahkan kepemimpinan Bahlil saat ini bisa saja ada andil Jokowi, sehingga memungkinkan jika Golkar kemudian hari "diserahkan" ke Jokowi," kata Dedi saat dihubungi Suara.com, Rabu (11/12/2024).
Sementara itu, kata dia, apabila Jokowi bergabung ke Gerindra akan menjadi dilematis.
"Adapun Gerindra tentu penuh dilema, satu sisi masih ada Prabowo, sisi lain juga ada ketua harian Dasco yang dominan," katanya.
Terlebih juga, kata dia, pasti ada kekhawatiran akan muncul bila Jokowi bergabung dengan Gerindra.
Jokowi disebutnya bisa saja melakukan manuver untuk memuluskan jalan putranya Gibran Rakabuming Raka.
"Juga, bagi Prabowo perlu waspada jika Jokowi terlalu mengambil peran karena bisa saja 2029 Jokowi akan kembali bermanuver untuk Gibran, dan siap singkirkan Prabowo. Untuk itu, perlu kehati-hatian bagi Gerindra," katanya.
Sebelumnya, Jokowi melakukan manuvernya usai tak lagi dianggap menjadi bagian dari PDIP. Ia langsung bertemu dengan Presiden RI yang juga Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Pertemuan itu dibalut dengan agenda makan malam bersama.
Baca Juga: Gerindra Klaim Menang Pilkada 27 Daerah di Kandang Banteng, Begini Respons PDIP
Kemudian kemarin, Ketua MPR RI yang juga Sekjen partai Gerindra Ahmad Muzani mengunjungi kediaman pribadi Jokowi di Solo.
Meski dalam pertemuan itu berdalih untuk mengundang Jokowi hadir dalam Kongres Gerindra di Februari 2025.
Sementara itu, Golkar juga menyatakan terang-terangan jika pihaknya terbuka menerima Jokowi jika ingin bergabung dengan partainya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Benarkah 'Era Jokowi' Sudah Usai? 5 Fakta Reshuffle Prabowo, Diawali Depak Sri Mulyani
-
Kompolnas: Etik Tak Cukup, Kasus Kematian Ojol Affan Kurniawan Harus Diproses Pidana
-
21 Tahun Kasus Munir: Komnas HAM Periksa 18 Saksi, Kapan Dalang Utama Terungkap?
-
CEK FAKTA: Klaim Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia ke Jepang
-
Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
-
Deadline 2026! Pemerintah Kejar Target Kemiskinan Ekstrem: Daerah Wajib Lakukan Ini...
-
Baru Dilantik Prabowo, Kekayaan Menteri P2MI Mukhtarudin Capai Rp 17,9 Miliar
-
Pesan Terbuka Ferry Irwandi ke Jenderal: Tidak Lari, Tidak Takut, Tidak Diam
-
CEK FAKTA: Video Jurnalis Australia Ditembak Polisi Indonesia
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Menpora, Bahlil Langsung Setor Nama Pengganti, Puteri Komarudin?