Suara.com - Jurnalis Senior sekaligus Eks Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Lukas Luwarso mengomentari soal isu Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menggusur jamaah sholat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Semarang 13 Desember lalu.
Menurut Lukas hal ini sudah memperlihatkan ketidakmatangan soal etika dan tidak memiliki moral sebagai seorang yang seharusnya mengutamakan etika.
“Idealnya seorang pemimpin itu level Wakil Presiden itukan harus sudah memahami etika sosial, moral sosial, etika politik dan sebagainya,” sebut Lukas, dikutip dari youtube Abraham Samad, Senin (30/12/24).
“Nah hal-hal itu harus dipahami dan dilakukan, karena kan posisi Wakil Presiden itu seharusnya menjadi contoh, bagaimana rakyat harus berperilaku,” tambahnya.
Lukas bahkan mengatakan bahwa Tindakan Gibran ‘Mengusir’ orang sholat ini sudah dianggap tidak baik.
“Kalau perilaku dia datang mau sholat, datang terlambat terus kemudian menyingkirkan orang-orang yang sudah baris di shafnya itukan sudah ngawur banget gitu lo,” ucapnya.
Menurut Lukas, Jabatan Wapres yang dimiliki Gibran tidak bisa semudah itu digunakan untuk mengusir jamaah sholat, agar posisi Gibran tetap berada di depan.
“Mentang-mentang Wakil Presiden kemudian bisa ngusir. Apakah tidak bisa dia sholat dibelakang? Kan biasa orang datang terlambat sholat dibelakang, bukan mentang-mentang wapres kemudian bisa begitu,” urainya.
“Seperti nggak punya otak ya, orang tiba-tiba disingkirkan aja lagi sholat gitu kan. Di depan Tuhan kan nggak ada Wakil Presiden, semua sama kedudukannya,” tambahnya.
Baca Juga: Potret Prabowo dan Gibran Hadiri Perayaan Natal Nasional 2024
Sebelumnya, Wakil Komandan Pasukan Pengamanan Presiden, Brigjen Samson Sitohang mengonfirmasi bahwa anggota Paspampres tidak mengusir jamaah.
Pihaknya menegaskan Tindakan tersebut bukan dimaksudkan untuk mengusir siapa pun, melainkan hanya untuk merapikan dan merapatkan shaf agar lebih banyak jamaah yang dapat bergabung.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu