Suara.com - Jawaban Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi yang menyangkal tudingan pernah meminta jabatan presiden 3 periode dinilai bukan jawaban spontan, melainkan telah disiapkan jauh hari.
Pengamat Komunikasi Politik Emrus Sihombing menilai, setiap tindakan komunikasi, termasuk yang dilakukan Jokowi, jarang dilakukan secara tiba-tiba, tetapi dirancang dengan tujuan tertentu.
Emrus menjelaskan, dalam perspektif teori aksi sosial Max Weber, perilaku manusia selalu memiliki maksud atau tujuan tertentu.
"Kalau kita pakai teori daripada Max Weber, Social Action Theory. Social Action Theory mengatakan yang tidak ada perilaku manusia tanpa disengaja, tanpa direncanakan," kata Emrus kepada Suara.com saat dihubungi Selasa (31/12/2024).
Menurut Emrus, pesan komunikasi dari para politisi, termasuk Jokowi, selalu memiliki muatan kepentingan politik.
Pernyataan atau respon yang disampaikan Presiden RI ke-7 itu, meskipun tampak spontan, diyakini telah melalui perencanaan matang untuk memengaruhi persepsi publik.
"Pesan-pesan komunikasi yang diucapkan para politisi kita, termasuk Pak Jokowi, tentu tidak lepas daripada kepentingan-kepentingan politik," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi merespons pernyataan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang menyinggung adanya pihak yang meminta jabatan tiga periode.
Pernyataan itu disampaikan Hasto tak berselang lama usai ditetapkannya sebagai tersangka oleh KPK. Jokowi pun menegaskan kalau bukan dirinya yang meminta hal tersebut.
Baca Juga: Di Balik Penetapan Hasto Kristiyanto Sebagai Tersangka: Benarkah Ada Pertarungan Jokowi vs PDIP?
“Ya, ini saya ulang lagi, tidak pernah yang namanya saya minta perpanjangan atau tiga periode kepada siapapun,” ujar Jokowi, Senin (30/12/2024).
Untuk memastikan ucapannya, Jokowi menyarankan untuk mengonfirmasinya kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri serta Ketua DPR Puan Maharani serta pimpinan partai politik.
“Tanya kan saja ke Ibu Mega atau tanyakan ke Mbak Puan atau tanyakan saja ke partai-partai,” ujar Jokowi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
PPP di Ambang Perpecahan? Rommy Tuding Klaim Mardiono Jadi Ketum Aklamasi Hoaks: Itu Upaya Adu Domba
-
Nyaris 7.000 Siswa Keracunan, Cak Imin Janji Evaluasi Total Program Makan Bergizi Gratis
-
Adu Kekayaan Mardiono Vs Agus Suparmanto, Saling Klaim Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP
-
Kasad Maruli Pimpin Kenaikan Pangkat 65 Jenderal TNI AD, 3 di Antaranya Sandang Pangkat Letjen
-
Parade Bintang di Lautan: 67 Jenderal TNI AL Naik Pangkat, KSAL Pimpin Langsung Upacara Sakral
-
Momen Eks Walkot Semarang Mbak Ita dan Suami Tinggalkan Bui, Dikawal Ketat di Pernikahan Anak
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Mendagri Tekankan Efisiensi Anggaran dalam Konsinyering RKA 2026
-
Kekayaan Mardiono yang Terpilih Jadi Ketum PPP, Tembus Triliun di LHKPN
-
Sosok Muhammad Mardiono, Klaim Terpilih Ketum PPP di Tengah Kericuhan Muktamar