"Sebelum Natal kan itu ujian, memang di situ saya belum bayar uang sekolah abang beradik, 3 bulan. Cuma saya sempat minta dispensasi sama kepala sekolah agar anak bisa ikut ujian, alhamdulillah dikasihlah ujian," kata Kamelia ketika ditemui wartawan di rumahnya Jalan Brigjen Katamso, Gang Jarak, Kecamatan Medan Johor.
Usai ujian, karena merasa belum membayar SPP, Kamelia tidak mengambil rapot anaknya ke sekolah. Hingga pada Senin 6 Januari 2025 aktivitas belajar kembali dimulai, anaknya datang ke sekolah.
Wali kelasnya sempat memperingatkan kepada orang tua murid melalui grup whatsapp (WA) yang belum datang ke sekolah mengambil rapot, anaknya tidak diperkenankan datang mengikuti kegiatan belajar.
"Saya pikir gak dapat hukumanlah ya, dan saya gak kepikiran dia itu sampai duduk di lantai," ucapnya.
Beberapa hari kemudian, tepatnya Rabu 8 Januari 2025, anaknya bercerita jika ia mendapat perlakuan tak elok dari gurunya, yakni disuruh duduk di lantai.
"Karena penasaran saya datang ke sekolah, (sesampainya) saya di pagar sekolah teman-teman dia ngejar nih, ibu ambilah rapor IM dia bilang gitu, kasihan IM duduk di lantai kayak pengemis," ucapnya.
Kekhawatiran Kamelia jika anaknya mendapatkan perlakuan kejam ternyata terbukti. Sembari menangis, ia kemudian merekam saat anaknya belajar duduk di lantai.
Kamelia mengatakan guru tersebut lalu mengajaknya menemui kepala sekolah. Di situ kepala sekolah mengaku tidak tahu ada hukuman seperti itu.
Baca Juga: Kepsek soal Siswa SD Belajar di Lantai gegara Tunggak SPP: Wali Kelasnya Buat Peraturan Sendiri
Berita Terkait
-
Kepsek soal Siswa SD Belajar di Lantai gegara Tunggak SPP: Wali Kelasnya Buat Peraturan Sendiri
-
Heboh Siswa SD di Medan Belajar di Lantai Gegara Tunggak SPP
-
Dikunjungi Anies Baswedan di Tahanan, Tom Lembong Dapat Kado Super Menarik
-
Tantangan Program Makan Bergizi Gratis: Saat Bocah SD Lebih Pilih Makan Nasi Pakai Mie Kremes daripada Ayam dan Sayur
-
Sama-sama Rp10 Ribu, Program Makan Bergizi Gratis Dibandingkan dengan PMTAS Zaman Anies
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah
-
BGN Memperketat Syarat Sopir MBG Pasca Insiden Cilincing, SPPG Tak Patuh Bisa Diberhentikan
-
Bupati Kini Jadi 'Dirigen' Program MBG, Punya Kuasa Tutup Dapur Nakal