Suara.com - Paulus Tannos alias Thian Po Tjhin akhirnya berhasil ditangkap setelah menjadi buronan atas kasus korupsi e-KTP. Nah untuk selengkapnya, berikut ini kronologi kasus Paulus Tannos hingga tertangkap.
Diberitakan sebelumnya, Paulus Tannos resmi ditetapkan menjadi tersangka kasus korupsi e-KTP sejak tahun 2019. Ia kemudian menjadi buronan dan pada tahun 2021 masuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang).
Setelah buron bertahun-tahun, Paulus Tannos akhirnya berhasil diamankan di Singapura. Nah bagi yang ingin tahun kronologi, simak selengkapnya berikut ini kronologi kasus Paulus Tannos hingga tertangkap.
Kronologi Kasus Paulus Tannos hingga Tertangkap
Paulus Tannos atau yang juga dikenal dengan nama Thian Po Tjhin ini merupakan Dirut (Direktur Utama) PT Sandipala Arthaputra. Pada tahun 2019, Paulus kemudian ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP.
Selain Paulus, ada juga beberapa nama lainnya yang turut terlibat dalam kasus tersebut dan telah ditetapkan sebagai tersangka. Adapun beberapa nama tersebut yaitu Isnu Edhi Wijaya, Husni Fahmi, dan Miryam S. Haryani (eks anggota DPR RI 2014–2019).
Paulus diketahui tinggal di Singapura. KPK sempat merasa kesulitan saat memproses hukum Paulus.
Setelah menjadi tersangka, KPK terus melakukan perburuan untuk menangkap Paulus Tannos. Pada Februari 2023, KPK kemudian mendapatkan informasi bahwa Paulus Tannos telah berganti nama menjadi Tjhin Thian Po.
Ketua KPK saat itu, Firli Bahuri, sempat meyakini bahwa perubahan nama tersebut tak menjadi kendala dalam menangkap Paulus Tannos. Itu dikarenakan belum adanya perjanjian ekstradisi antara Negara Indonesia dan Singapura.
Baca Juga: Eks Pimpinan KPK Bersyukur Paulus Tannos Akhirnya Tertangkap, Harap Bongkar Semua
Perjanjian ekstradisi antara tersebut baru diteken akhir Januari 2022. Adapun Perjanjian ekstradisi ini memiliki masa retroaktif kurang dari 18 tahun. Meski demikian, pemerintah RI baru mengesahkannya pada Maret 2024 melalui Undang-Undang No 5 Tahun 2023.
Pada Januari 2023, KPK sempet mengenduskeberadaan Paulus di Thailand. Namun, Ia gagal ditangkap lantaran terkendala oleh proses penerbitan red notice. Karena red notic tidak diterbitkan tepat waktu, Paulus pun berhasil lolos.
Lalu pada akhir tahun 2024, Paulus menerima surat penangkapan sementara dari Divhubinter Polri yang dikirim lewat otoritas Singapura. Pada 17 Januari 2025, Paulus pun akhirnya berhasil ditangkap yang dikabarkan oleh Jaksa Agung Singapura.
Sebagai informasi tambahan, pada tahun 2019 Paulus ditetapkan sebagai tersangka kasus e-KTP 2011-2014. Kemudian Ia masuk dalam catatan DPO sejak Oktober 2021. Paulus ini merupakan pemilik perusahaan PT Sandipala Arthaputra.
Adapun PT Sandipala Arthaputra ini merupakan perusahaan Konsorsium Percetakan Negara RI (PNRI), yakni perusahaan pemenang lelang dalam pengadaan e-KTP. PT Sandipala Arthaputra diduna menerima suap Rp 145,8 miliar.
Selain Paulus, ada juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus e-KTP ini yaitu yaitu Isnu Edhi Wijaya, Husni Fahmi, dan Miryam S. Haryani. Kasus korupsi dalam proyek e-KTP telah merugikan negara senilai Rp 2,3 triliun.
Berita Terkait
-
Eks Pimpinan KPK Bersyukur Paulus Tannos Akhirnya Tertangkap, Harap Bongkar Semua
-
Penangkapan Paulus Tannos Babak Baru Kasus e-KTP, Singapura Tak Lagi Surga Koruptor
-
Punya Paspor Guinea-Bissau, Kewarganegaraan Indonesia Paulus Tannos Ternyata Belum Dicabut
-
Bukan Prestasi KPK? Penangkapan Paulus Tannos di Singapura Disebut Hasil Kerja Aparat Negeri Singa
-
Anggap Penangkapan Paulus Tannos Bukan Prestasi KPK, MAKI: Harun Masiku yang Paling Penting
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?