Suara.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengemukakan tingkat survival rate kanker pada anak di negara berkembang seperti di Indonesia hanya berada di kisaran 25 persen.
Angka tersebut berbeda jauh dibandingkan negara maju.
Lantaran itu, Ketua Hematologi-Onkologi IDAI, Dr. Eddy Supriyadi, Sp.A(K), Ph.D menyatakan hal ini menjadi tantangan besar di Indonesia.
"Di negara maju, survival rate hampir mencapai 80 persen, sementara di negara berkembang hanya sekitar 25 persen," ujarnya dalam seminar daring, Selasa (4/2/2025).
Selain itu, ia mengemukakan adanya perbedaan biologis dan pengobatan kanker pada anak dibanding dewasa, serta keterbatasan infrastruktur yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penyembuhan.
Dokter Eddy menjelaskan bahwa kanker pada anak memiliki karakteristik biologis yang berbeda dari kanker pada orang dewasa.
Faktor genetik sering menjadi penyebab utama, sementara deteksi dini sulit dilakukan karena gejalanya kerap datang mendadak.
“Keterlambatan diagnosis dan pengobatan juga menjadi masalah serius. Proses rujukan bisa memakan waktu hingga tiga bulan," jelasnya.
Kondisi ini diperparah terbatasnya fasilitas kesehatan di luar Pulau Jawa.
Baca Juga: Kanker Anak di Luar Jawa Terabaikan, Akses Perawatan Masih Terbatas
"Kalimantan hanya punya dua pusat, Balikpapan dan Banjarmasin. Di Papua, Maluku, NTT, dan NTB belum ada," paparnya.
IDAI mendorong pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran kesehatan khusus kanker anak, serta membangun pusat layanan yang lebih merata di Indonesia.
Reporter : Kayla Nathaniel Bilbina
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram