Suara.com - Iran menegaskan bahwa kekhawatiran Amerika Serikat terhadap pengembangan senjata nuklir oleh Teheran bukanlah isu yang rumit dan dapat diselesaikan melalui dialog. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, pada Rabu (05/02/2025) menyatakan bahwa negaranya menentang senjata pemusnah massal dan tetap berpegang pada perjanjian internasional terkait non-proliferasi nuklir.
"Jika kekhawatiran utama adalah Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir, maka ini adalah hal yang bisa dicapai dan bukan masalah yang rumit," kata Araghchi.
"Posisi Iran jelas: kami adalah anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir, dan fatwa Pemimpin Tertinggi telah dengan jelas menyatakan sikap kami terhadap senjata pemusnah massal." lanjutnya.
Pernyataan tersebut muncul sehari setelah Presiden AS, Donald Trump, kembali menerapkan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran. Kampanye ini mencakup upaya untuk menekan ekspor minyak Iran hingga nol guna mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir. Trump pertama kali meluncurkan kebijakan ini setelah menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran dengan negara-negara besar dunia. Kesepakatan tersebut sebelumnya telah mencabut sanksi internasional sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir Iran.
Sejak keluarnya AS dari kesepakatan itu, Iran telah meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen kemurnian, mendekati level 90 persen yang digunakan untuk senjata nuklir. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi percepatan ini dalam laporan bulan Desember lalu.
Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran pada Rabu (xx/xx) membantah tuduhan bahwa Teheran berusaha membunuh pejabat AS. Ia menyebut tuduhan tersebut sebagai "rekayasa pihak-pihak yang menginginkan perang" dan menegaskan bahwa Iran mencari jalur hukum untuk menuntut keadilan atas pembunuhan pejabat senior mereka, termasuk Komandan Pasukan Quds, Qassem Soleimani, yang tewas dalam serangan udara AS pada tahun 2020.
Pernyataan ini muncul setelah Trump memperingatkan bahwa Iran akan "dihancurkan" jika berusaha menyerangnya. Ketegangan antara kedua negara terus meningkat, memperburuk hubungan yang telah lama tegang akibat kebijakan nuklir dan sanksi ekonomi.
Berita Terkait
-
Pendidikan Damar Canggih Wicaksono, Anak Dono Warkop Kini Jadi Ahli Nuklir di Jerman
-
Siapa Iran Junior? Eks Pemain KF Dukagjini yang Resmi Gabung Madura United
-
Lama Menghilang, Pecahan Benua Seukuran Amerika Serikat Ditemukan di Indonesia
-
Trump Ancam Lenyapkan Iran Jika Dirinya Diusik: Tidak Akan ada yang Tersisa!
-
Trump Ingin Ambil Alih Gaza dan Menjadikannya Kawasan Wisata Timur Tengah
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
-
Pramono Setujui SMAN 71 Gelar Pembelajaran Tatap Muka Senin Depan: Yang Mau Daring Boleh
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online
-
Berakhir di Tangan Massa, Komplotan Copet Bonyok Dihajar Warga di Halte TransJakarta Buaran
-
IUP Raja Ampat Terbit Sebelum Bahlil Lahir, Pakar: Pencabutan 4 Izin Langkah Tepat
-
Karnaval SCTV di Jember: Pesta Hiburan yang Ikut Menghidupkan Ekonomi Lokal