Suara.com - Israel mengumumkan pada Kamis bahwa mereka telah memulai persiapan untuk keberangkatan sejumlah besar warga Palestina dari Jalur Gaza. Langkah ini dilakukan sejalan dengan rencana yang diusulkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Namun, Mesir secara aktif meluncurkan serangan diplomatik di balik layar untuk menggagalkan rencana tersebut.
Rencana Trump telah ditolak oleh Palestina dan sebagian besar komunitas internasional. Mereka khawatir Israel tidak akan mengizinkan para pengungsi kembali, yang berpotensi mengganggu stabilitas kawasan. Mesir juga memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat merusak perjanjian damai dengan Israel, yang selama ini menjadi pilar stabilitas di Timur Tengah.
Penolakan Arab Saudi dan Kekhawatiran Pembersihan Etnis
Arab Saudi, sekutu utama AS di kawasan, menolak pemindahan massal warga Palestina dan menyatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel hanya dapat terjadi jika negara Palestina yang mencakup Gaza terbentuk. Sementara itu, warga Palestina sendiri menyatakan bahwa mereka tidak ingin meninggalkan wilayah mereka.
Organisasi hak asasi manusia seperti Human Rights Watch menyebut rencana ini sebagai bentuk pembersihan etnis, yakni relokasi paksa kelompok etnis dari suatu wilayah. Namun, para pemimpin Israel menggambarkan proses ini sebagai keberangkatan sukarela.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, telah memerintahkan militer untuk membuat persiapan guna memfasilitasi emigrasi massal warga Palestina melalui jalur darat, laut, dan udara. Namun, belum ada tanda-tanda konkret di lapangan mengenai persiapan tersebut.
Mesir Bergerak di Balik Layar
Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi belum memberikan tanggapan resmi terhadap rencana Trump. Namun, sumber diplomatik menyebutkan bahwa Mesir telah mengomunikasikan penolakannya kepada AS dan Israel. Pejabat Mesir juga memperingatkan bahwa perjanjian damai Mesir-Israel yang telah berlangsung hampir setengah abad bisa terancam jika rencana ini dipaksakan.
Diplomat Barat di Kairo mengonfirmasi bahwa Mesir telah menyampaikan pesan keberatannya kepada berbagai pihak, termasuk AS, Inggris, Prancis, dan Jerman. Mesir menganggap rencana ini sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya.
Penarikan Kembali Usulan Trump
Setelah menghadapi reaksi keras dari berbagai pihak, beberapa pejabat AS tampaknya mulai menarik kembali usulan Trump. Mereka menyebut bahwa relokasi warga Palestina hanya bersifat sementara dan tidak ada komitmen untuk pengerahan pasukan Amerika di Gaza.
Mesir tetap berpegang teguh pada pendiriannya bahwa pemindahan warga Palestina bukanlah prasyarat untuk rekonstruksi Gaza. Pemerintah Mesir menegaskan dukungannya terhadap pembentukan negara Palestina yang mencakup Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur. Sebaliknya, Israel menolak gagasan negara Palestina dan berencana mempertahankan kendali keamanan atas Gaza dan Tepi Barat.
Baca Juga: Donald Trump Janji Gaza Akan Dibangun Ulang, Klaim Bisa Jadi Proyek Terbesar di Dunia
Koalisi Arab Menolak Pemindahan Warga Palestina
Pekan lalu, Mesir menjadi tuan rumah pertemuan para diplomat dari Yordania, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Kelima negara Arab tersebut dengan tegas menolak pemindahan warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat.
Dalam editorial yang diterbitkan harian Al-Ahram pada Kamis, pemerintah Mesir memperingatkan bahwa integritas teritorial dan persatuan negara-negara Arab berada dalam ancaman serius akibat rencana ini.
Situasi ini masih berkembang, dan komunitas internasional terus mengawasi dampaknya terhadap stabilitas regional serta hubungan diplomatik di Timur Tengah.
Berita Terkait
-
Donald Trump Janji Gaza Akan Dibangun Ulang, Klaim Bisa Jadi Proyek Terbesar di Dunia
-
Menghadap Prabowo di Istana, Luhut Sampaikan Rekomendasi Terkait Kebijakan Donald Trump ke Indonesia
-
AS Hengkang dari Badan HAM PBB, Hentikan Aliran Dana untuk Palestina
-
Hamas Hukum Mati Anggotanya Sendiri Atas Tuduhan Homoseksualitas dan 'Percakapan Tak Bermoral'
-
Menteri Prabowo Segel Proyek KEK Lido Besutan Hary Tanoe dan Donald Trump
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku
-
Banjir Jakarta Hari Ini: Pela Mampang dan Cilandak Terendam 60 Cm, Warga Diimbau Waspada