Suara.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menuntut kejelasan PT KAI Commuter Line terkait perubahan jadwal KRL yang mulai berlaku 1 Februari 2025.
Perubahan ini menimbulkan penumpukan penumpang, keterlambatan kereta, dan waktu tunggu yang lebih lama.
Peneliti ICW, Dewi Anggraeni, menyebutkan bahwa perubahan jadwal tidak hanya berdampak pada kenyamanan penumpang, tetapi juga produktivitas kerja mereka.
"Kami tiba di kantor dalam kondisi lelah sehingga tidak maksimal bekerja," ungkapnya saat ditemui di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2025).
ICW menyebutkan bahwa masalah jadwal kereta yang berantakan dan kepadatan penumpang bukan fenomena baru.
"Kejadiannya tidak hanya terjadi 1 Februari ya, permasalahan kereta yang padat, jadwal kereta yang sering berantakan itu sudah terjadi," ujar Egi perwakilan ICW.
Ia menduga situasi ini berkaitan dengan tata kelola PT KAI Commuter yang memerlukan pembenahan, mulai dari pengadaan hingga transparansi anggaran.
"Kita harus melihat itu lebih dalam, mulai dari pengadaannya, dan transparansi anggarannya," lanjutnya.
PT KAI Commuter Line diberikan waktu 10 hari kerja untuk menanggapi permintaan ini sesuai UU Keterbukaan Informasi Publik.
Baca Juga: ICW Desak Transparansi PT KAI Terkait Perubahan Jadwal KRL Picu Keterlambatan Parah
Jika tidak ada respons, ICW akan mengajukan keberatan hingga sengketa informasi ke Komisi Informasi Pusat.
“Ada waktu 10 hari kerja untuk KAI commuter merespon permintaan informasi kami. Kami akan mengajukan surat keberatan kalau misalnya tidak direspon, dan akan mengajukan sengketa informasi ke komisi informasi pusat,” tutup Egi. (Kayla Nathaniel Bilbina)
Berita Terkait
-
ICW Desak Transparansi PT KAI Terkait Perubahan Jadwal KRL Picu Keterlambatan Parah
-
Kabar Baik untuk Anker! PT KAI Commuter Tambah 15 Perjalanan KRL Jabodetabek
-
Gak Pake Mahal! Explore Jakarta Naik KRL, Cek Destinasi dan Biayanya
-
10 Perjalanan Kereta Dibatalkan Gegara Jalur Grobogan Terputus, Cek Informasi Terkini KAI
-
100 Hari Prabowo-Gibran, ICW: Agenda Antikorupsi Cenderung Berbalik Arah
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Malioboro Bakal Disterilkan, Polisi Siapkan Rekayasa Lalin di Tugu Jogja saat Malam Pergantian Tahun
-
Menhub Pastikan Bandara dan Pelabuhan Aceh Aman, Tapi Jalur Kereta Api Rusak Parah Disapu Air
-
Menteri PU Percepat Pemulihan Aceh: Kerja 24 Jam, Program Padat Karya, hingga Pembangunan Bendungan
-
Meriah! Suara.com Bareng Accor Sambut Tahun Baru 2026 dengan Kompetisi Dekorasi Kue
-
Gaji Sopir MBG Lebih Tinggi dari Guru Honorer, JPPI: Lebih Rasional Jadi Sopir!
-
Jembatan Bailey Lawe Mengkudu Fungsional, Akses Gayo Lues-Aceh Tenggara Kembali Lancar
-
Dilema PDIP dan Demokrat: Antara Tolak Pilkada Lewat DPRD atau Tergilas Blok Besar
-
689 Polisi Dipecat Sepanjang 2025, Irwasum: Sanksi Adalah 'Gigi' Pengawasan
-
Eros Djarot Ungkap Kisah Geng Banteng, Kedekatan dengan Megawati hingga Taufiq Kiemas
-
Kedaulatan dan Lingkungan Terancam, Tambang Emas di Sangihe Terus Beroperasi