Suara.com - Penyidik KPK, Rossa Purbo Bekti digugat secara perdata oleh mantan anggota Bawaslu, Agustiani Tio Fridelina. Gugatan itu dilayangkan Agustiani kepada Rosa Purbo karena merasa diintervensi oleh ketika menjalani pemeriksaan di KPK.
Dalam gugatan perdata yang dilaporkan Pengadilan Negeri Bogor, Selasa (11/2/2025), Agustiani diwakili oleh sang suami, Adrial Wilde yang didampingi ketua tim pengacarnya, Army Mulyanto. Alasan gugatan itu didaftarkan ke PN Bogor karena berdasarkan alamat tempat tinggal Rossa Purbo.
"Jadi hari ini saya dengan rekan-rekan mewakili Ibu Agustina Tio Friderina mendaftarkan gugatan perbuatan melawan hukum kepada Saudara Rossa Purbo Bekti. Tadi sudah teregistrasi," ujar Army Mulyanto kepada wartawan.
Menurut Army, gugatan perdata itu dilayangkan karena Agustiani merasa terintimidasi oleh Rossa Purbo ketika diperiksa sebagai saksi di KPK. Tak hanya dintimidasi, lanjut Army, kliennya juga sempat diiming-imingi gratifikasi hukum oleh Rossa.
"Penggugat mengalami atau Ibu Tio mengalami bentuk gratifikasi hukum dan juga intimidasi yang dilakukan oleh tergugat, ya, ini Bapak Rossa Purbo Bekti," ujarnya.
Salah satu bentuk intimidasi itu, ujar Army, Agustiani diminta oleh Rossa untuk mengganti pengacaranya. Saat menjalani pemeriksaan sebagai saksi di KPK, Rossa juga disebut-sebut turut mengintimidasi Agustiani dengan cara menggebrak meja.
"Pak Rossa melakukan perbuatan intimidasi dengan cara menggebrak meja pada saat pemeriksaan di ruang penjidikan," bebernya.
Army juga menceritakan soal ancaman verbal dari Rossa Purbo kepada Agustiani.
"Kemudian yang berikutnya adalah penyataan Pak Rossa kepada Ibu Tio yang bilang bahwa 'kita lihat saja nanti siapa yang lebih kuat, oke, dan yang terakhir adalah, Ibu Tio dipaksa oleh Pak Rossa untuk mengakui menerima kompensasi dengan menyampaikan pertanyaan, dapat berapa saudari dari Hasto Kristiyanto," ujarnya.
"Itu salah satu isi dari substansi gugatan kami. Jadi, sebenarnya ini menjadi sebuah rangkaian langkah-langkah upaya keadilan bagi Ibu Tio," imbuhnya.
Terkait gugatan yang didaftarkan ke PN Bogor, Agustiani menuntut ganti rugi kepada Rossa Purno sebesar Rp2,5 miliar.
"Kami serius untuk mengajukan gugatan ini dengan dasar yang dimaksud tadi dan menuntut nilai ganti kerugian kepada Bapak Rosa burbu bekti senilai atau sebesar Rp2,5 miliar terhadap, terkait apa yang dialami oleh Ibu Tio," ungkapnya.
Diketahui, KPK resmi melarang Agustiani untuk berpergian ke luar negeri. Pencekalan itu terkait status Agustiani sebagai saksi dalam kasus suap dan perintangan penyidikan yang telah menyeret Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto sebagai tersangka.
Imbas dari pencekalan itu, Agustinai yang mengidap kanker tidak bisa berobat ke luar negeri. Terkait pencekalan itu, Agustiani juga telah dua kali bersurat ke KPK agar mencabut soal status pencekalan agar dirinya bisa berobat ke China.
Dalam kesempatan yang sama, suami Agustiani, Adrial pun mengaku istrinya yang kini sedang sakit masih trauma dengan intimidasi yang dilakukan penyidik KPK, Rossa.
Berita Terkait
-
Hotman Paris Pede Izin ke Prabowo Bikin Kelab Malam di IKN, Netizen Nyeletuk: Dicariin Razman Mau Ikut Dansa Om
-
Ungkit soal OTT di Sidang Praperadilan Hasto, Ahli dari KPK Sebut Penyidikan Bisa Dilakukan Tanpa Penyelidikan
-
Curigai Surat Tugas Ahli KPK di Sidang Praperadilan, Protes Kubu Hasto Ditolak Hakim
-
Viral Pulang Kerja Naik Helikopter, Adab Caroline Riady Disorot usai Temui Perekam Video: Gak Nyangka Ternyata...
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal
-
Wamendagri Wiyagus: Kemendagri Dukung Sinkronisasi Kebijakan Kependudukan Selaras Pembangunan