Suara.com - Pelantikan selebgram Deddy Corbuzier sebagai Staf Khusus Menteri Pertahanan dinilai sebagai wujud dari fenomena echo chamber dalam politik Indonesia.
Pakar komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Fajar Junaedi, menilai bahwa keputusan itu mencerminkan ruang informasi kini semakin eksklusif dan cenderung hanya memperkuat perspektif yang sudah ada dalam kelompok tertentu.
"Echo Chamber adalah sebuah fenomena ketika orang-orang hanya ingin menerima informasi atau pendapat yang mencerminkan atau memperkuat opini dan perspektif mereka sendiri. Echo Chamber bisa membentuk informasi yang salah atau hoaks," jelas Fajar kepada Suara.com, Selasa (11/2/2025).
Menurutnya, kondisi itu berpotensi menciptakan distorsi perspektif publik. Sebab, orang-orang yang terpapar konten dari satu sisi cenderung sulit menerima pandangan yang berbeda.
Akibatnya, diskusi publik yang seharusnya kritis dan terbuka menjadi semakin terbatas.
Fajar juga menyoroti bahwa seharusnya peran kehumasan di Kementerian Pertahanan lebih dioptimalkan untuk mengatasi tantangan komunikasi di era digital.
"Menghadapi situasi echo chamber ini, seharusnya peran kehumasan kementrian yang lebih dioptimalkan. Jika membutuhkan influencer, tidak perlu sampai menjadi staf khusus. Cukup di tingkat humas kementrian yang melakukan kontrak dengan influencer misalnya," tuturnya.
Pelibatan publik figur dalam pemerintah bukan hal baru, namun penunjukan Deddy Corbuzier sebagai stafsus di tengah kabar efisiensi anggaran yang diterapkan Presiden Prabowo Subianto dinilai sebagai tindakan kontraproduktif.
Fajar melihat kalau keputusan mengangkat staf khusus di tengah efisiensi anggaran itu akan menjadi bumerang atas penerimaan publik terhadap pemerintah.
Baca Juga: Jadi Pejabat Stafsus Kemenhan, Deddy Corbuzier Akan Dapat Gaji, Tukin Hingga Kendaraan Dinas
Opini publik yang berseberangan dengan pemerintah bisa jadi semakin bertambah.
"Alih-alih menjadi populer, pemerintah justru akan nirpopulis. Meskipun yang diangkat adalah influencer, namun tekanan terhadap popularitas pemerintah justru akan semakin menguat," katanya.
Sebelumnya diberitakan, melalui akun Instagram, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengunggah foto pelantikan Deddy Corbuzier dengan enam orang lainnya menjadi staf khusus di Gedung Kemhan, Selasa (11/2/2025).
Sjafrie menautkan foto tersebut kepada sejumlah akun IG, yakni milik Deddy Corbuzier, Kris Wijoyo Soepandji, Lenis Kogoya, Mayjen (Purn) Sudrajat, Indra Irawan, dan Sylvia Efi.
Dalam keterangan unggahan tersebut, Sjafrie mengemukakan bahwa pelantikan stafsus Menhan dilakukan bersama dengan rangkaian penganugerahan Satyalancana Dharma Pertahanan.
"Selasa, 11 Februari 2025, saya melantik staf khusus Menhan dan penganugerahan Satyalancana Dharma Pertahanan di kantor Kemhan Jakarta," tulis akun tersebut.
Sjafrie juga menambahkan alasan pengangkatan stafsus menhan yang disebutnya menjadi bagian penting dalam kolaborasi peran strategis.
"Pengangkatan stafsus Menhan ini menegaskan pentingnya kolaborasi peran strategis dalam menjaga kedaulatan, sementara penghargaan yang diberikan menjadi simbol kehormatan bagi mereka yang telah berkontribusi tanpa henti," katanya.
"Dengan amanah baru ini, diharapkan lahir inovasi serta kebijakan yang semakin memperkokoh pertahanan nasional demi masa depan Indonesia yang lebih kuat dan berdaulat," lanjutnya.
Sementara itu, dalam Instastory Deddy Corbuzier menyampaikan apresiasinya kepada Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.
"Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan bapak Menhan @sjafrie.sjamsoeddin sebagai stafsus bidang komunikasi sosial dan politik," tulis Deddy.
Berita Terkait
-
Jadi Pejabat Stafsus Kemenhan, Deddy Corbuzier Akan Dapat Gaji, Tukin Hingga Kendaraan Dinas
-
Daripada Tunjuk Deddy Corbuzier Jadi Stafsus, Pakar Kritik Harusnya Kemenhan Optimalkan Humas dan Medsos
-
Sebut Efisiensi Anggaran Dijegal 'Raja-raja Kecil', Jubir Prabowo Diskakmat Netizen: Dapet Salam dari Deddy Corbuzier
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?