Suara.com - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, memberikan pandangannya terkait insiden viral di Menteng, Jakarta Pusat. Kejadian tersebut melibatkan seorang penumpang taksi online yang merekam dan menyebarluaskan aksi pengejaran oleh seorang anggota kepolisian berpakaian preman.
Insiden ini bermula ketika penumpang wanita tersebut merasa terancam karena mengira dirinya sedang diburu oleh pelaku kejahatan. Hal ini dipicu oleh penampilan polisi yang tidak mengenakan seragam resmi saat berupaya menghentikan kendaraan yang ditumpanginya.
Fahmi menyoroti fenomena di mana masyarakat kini lebih mengandalkan media sosial dibandingkan jalur resmi kepolisian dalam menghadapi situasi darurat. Menurutnya, kejadian viral di dunia maya cenderung mendapatkan respons lebih cepat daripada laporan yang disampaikan melalui layanan darurat.
“Kurangnya kepercayaan terhadap mekanisme pengaduan resmi yang disediakan kepolisian menjadi faktor utama dalam fenomena ini,” ujar Fahmi pada Minggu (16/2/2025).
Idealnya, tambah Fahmi, warga yang merasa terancam sebaiknya segera menghubungi layanan darurat kepolisian untuk mendapatkan kejelasan terkait situasi yang mereka alami. Namun, realitas menunjukkan bahwa masyarakat lebih memilih mengunggah kejadian ke media sosial sebagai bentuk perlindungan atau untuk mencari validasi.
Menurutnya, kondisi ini mencerminkan perlunya peningkatan komunikasi antara pihak kepolisian dan publik. Sosialisasi tentang mekanisme pengaduan serta jaminan respons yang cepat dan akurat dari kepolisian menjadi langkah penting dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat.
Fahmi menegaskan bahwa insiden ini tidak bisa dianggap sepele atau diselesaikan hanya dengan permintaan maaf. Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik oleh berbagai pihak.
Dari sisi pengemudi, kepatuhan terhadap aturan lalu lintas harus menjadi prioritas, bukan sekadar untuk menghindari sanksi tetapi juga demi keselamatan pribadi dan penumpang. Sementara itu, bagi kepolisian, evaluasi terhadap prosedur pemeriksaan kendaraan perlu dilakukan agar tidak menciptakan kepanikan di kalangan masyarakat.
“Masyarakat juga perlu diberikan pemahaman tentang cara menghadapi situasi semacam ini dengan lebih tenang dan rasional, termasuk dengan memanfaatkan jalur komunikasi resmi kepolisian,” tambah Fahmi.
Baca Juga: Viral! Pemotor Dikejar Polisi Dikira Begal, Pengamat: Saatnya Evaluasi SOP Pemeriksaan
Ia memperingatkan bahwa jika kejadian semacam ini tidak ditindaklanjuti dengan evaluasi serius, maka kasus serupa dapat terus berulang dengan dampak yang lebih buruk di masa mendatang.
“Ini menjadi momentum bagi kepolisian untuk memperbaiki citra dan membangun kembali kepercayaan publik, tidak hanya melalui klarifikasi, tetapi juga lewat langkah konkret dalam meningkatkan prosedur dan komunikasi mereka,” tutup Fahmi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN
-
Salah Sasaran! Niat Tagih Utang, Pria di Sunter Malah Dikeroyok Massa Usai Diteriaki Maling
-
BNI Apresiasi Ketangguhan Skuad Muda Indonesia di BWF World Junior Mixed Team Championship 2025
-
Debt Collector Makin Beringas, DPR Geram Desak OJK Hapus Aturan: Banyak Tindak Pidana
-
Lagi Anjangsana, Prajurit TNI Justru Gugur Diserang OPM, Senjatanya Dirampas