Suara.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengajak para pasien kanker dari kalangan ekonomi menengah ke atas dan tidak menggunakan BPJS agar berobat di Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais, tidak ke luar negeri. Tujuannya, untuk membantu pemasukan RSK Dharmais yang merupakan rumah sakit pemerintah.
Budi mengharapkan, pembayaran pasien non BPJS itu bisa membantu RSK Dharmais dalam pembiayaan pengobatan pasien kanker dari kelompok tidak mampu. Upaya subsidi silang itu perlu dilakukan karena keuangan RSK Dharmais dari pemerintah juga terbatas. Di sisi lain, pengobatan kanker butuh biaya besar.
Itu sebabnya, Budi juga meminta kepada Dirut RSK Dharmais Soeko W Nindito agar bisa membawa pulang dokter-dokter Indonesia yang ada di luar negeri.
"Kalau Pak Soeko bisa meyakinkan dokter-dokternya kita supaya praktik di sini, supaya yang kaya-kaya juga ke sini (RSK Dharmais). Jadi yang kaya, bayaran lebih, bisa mensubsidi anak-anak (pasien kanker) kita yang tidak mampu. Maksudnya tidak akan ambil deviden, gak akan tarik untung," kata Budi saat hadir dalam acara peluncuran Rencana Aksi Nasional Kanker Anak 2025-2029 di RSK Dharmais, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Budi menyampaikan kalau pembayaran BPJS banyak menanggung pasien dengan penyakit berat dan rumit, seperti kanker. Dia mengakui kalau anggaran BPJS terbatas sehingga belum mampu berikan pembayaran secara penuh.
"Yang kejadian itu kalau di rumah sakit swasta pasti tidak dilayani. Sehingga dikirim ke rumah sakit pemerintah. Kalau rumah sakit pemerintahnya gak punya uang, yang bisa dilayani cuma dua atau tiga (pasien). Makanya saya bilang sama Pak Soeko, itu orang-orang kaya yang sering ke luar negeri, ditarik sama dokter-dokter suruh datang ke gedung ini (RSK Dharmais)," ucapnya.
Kanker menjadi penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia dan dianggap sebagai penyakit tidak menular katastropik. Selain mengancam nyawa, kanker juga memerlukan biaya pengobatan yang tinggi dan proses perawatan yang panjang.
Berdasarkan data Pusat observasi global atau Globocan, terdapat lebih dari 408.661 kasus baru dan hampir 242.099 kematian di Indonesia pada tahun 2022.
Sementara, kanker pada anak di Indonesia menjadi perhatian serius karena pada tahun 2020, terdapat sekitar 11.156 kasus baru kanker pada anak usia 0-19 tahun di Indonesia, Leukemia menjadi jenis kanker yang paling banyak ditemui, dengan 3.880 kasus (34,8%), diikuti oleh kanker getah bening (limfoma) dan kanker otak, masing-masing sekitar 640 kasus (5,7%).
Baca Juga: Pesan 'Keramat' Megawati usai Hasto Kristiyanto Ditahan KPK, Begini Isinya!
Rencana Aksi Nasional Kanker Anak itu difokuskan terhadap penyusunan kebijakan khusus untuk menangani pasien kanker anak dan meningkatkan layanan kesehatan untuk anak-anak dengan kanker. Disamping itu, Rencana Aksi Nasional Kanker Anak juga bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini, penyediaan fasilitas kesehatan yang lebih memadai, serta dukungan psikososial bagi keluarga.
Berita Terkait
-
Pesan 'Keramat' Megawati usai Hasto Kristiyanto Ditahan KPK, Begini Isinya!
-
Resmi Ditahan, Hasto PDIP Ungkit Nama Jokowi: Semoga jadi Momentum KPK Tegakkan Hukum
-
Sukses Kabur ke Jerman, Guru TK Skakmat Bahlil usai Ngoceh Nasionalisme: Bapak Udah Bisa Kasih Makan Rakyat?
-
Nunduk Baca Teks, Public Speaking Widiyanti Menteri Terkaya di Kabinet Prabowo Ramai Dicibir: Kayak Bocah SMP Presentasi
-
Polisi Pastikan Cristiano Ronaldo ke Indonesia Hoaks: Semua Kena Prank!
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Habiburokhman: KUHAP Baru Jadi Terobosan Konstitusional Reformasi Polri
-
Mekanisme Khusus MBG Saat Libur Nataru: Datang ke Sekolah atau Tak Dapat
-
Jelang Natal dan Tahun Baru, Polda Metro Jaya Siagakan 5.044 Personel Gabungan!
-
Walhi Sumut Bongkar Jejak Korporasi di Balik Banjir Tapanuli: Bukan Sekadar Bencana Alam
-
Jelang Nataru, Kapolda Pastikan Pasukan Pengamanan Siaga Total di Stasiun Gambir
-
Tok! Palu MA Kukuhkan Vonis 14 Tahun Pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat Gagal Total
-
Hunian Sementara untuk Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun, Begini Desainnya
-
Tragedi Tol Krapyak: Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Disopiri Sopir Cadangan
-
Menko Yusril Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Terbitkan PP Atur Penugasan Polisi di Jabatan Sipil
-
Kena OTT KPK, Kajari HSU Dicopot Jaksa Agung, Satu Anak Buahnya Kini Jadi Buronan