Suara.com - Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda, angkat bicara menanggapi adanya usulan anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Sudjatmiko, yang mengusulkan agar DPR tetap berkantor di Jakarta dan tak pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan alasan efisiensi.
Rifqi menegaskan, jika pembangunan dan pemindahan Ibu Kota ke IKN sudah menjadi komitmen hukum dan politik bersama. Selain itu Komisi II DPR sudah menyetujui Rp 14,4 triliun dari yang diajukan Otorita IKN Rp 48,8 triliun untuk membangun kawasan yudikatif dan legislatif.
Atas dasar itu, ia pun menyarankan agar para anggota DPR khususnya Komisi V untuk fokus saja melakukan pengawasan yang ketat terhadap pembangunan IKN.
"Kalau kemudian kritik itu baru muncul sekarang terutama dari Komisi V DPR RI saya kira akan jauh lebih baik Komisi V itu melakukan pengawasan yang ketat dan efektif terhadap pembangunan infrastruktur," kata Rifqi kepada Suara.com, Senin (24/2/2025).
Ia mengatakan, jika IKN isunya bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal membangun ekosistem pemerintahan di daerah.
"Bagimana membangun clean green and clear goverment yang kemudian menjadi percontohan bagi kita dan yang pling penting IKN adalah satu pembangunan infrastruktur yang akan menghasilkan legacy bagi kita semua bagi sebuah bangsa," terangnya.
"Bahwa bangsa ini bisa membangun kelas infrstruktur bertafaf dunia yang baik untuk menopang Ibu Kota Nusantara kita," sambung dia.
Ia menegaskan, pembangunan IKN sudah dilakukan secara efisien.
"Terkait dengan efisiensi anggaran saya kura ini sudah sangat efisien. Periode lalu saya menjadi anggota Komisi V DPR RI total anggaran ikn itu awalnya 456 triliun sekarang kalau kita jumlahkan 89 ditambah 48 triliun itu hanya sekitar 150 triliun. Artinya IKN akan jauh lebih banyak menggunakan anggaran Non-APBN," tambah dia.
Baca Juga: Brantas Abipraya Bangun Jalan Tol IKN Seksi 6B, Hubungkan Balikpapan-IKN Hanya 30 Menit
Sebelumnya, anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Sudjatmiko, mengusulkan agar DPR tetap berkantor di Jakarta dan tak pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ia mengusulkan hal itu lantaran dianggap sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan efisiensi anggaran guna memprioritaskan kebutuhan masyarakat.
Ia menilai bahwa pembangunan gedung DPR di IKN akan memakan biaya besar dan dinilai tidak efisien. Ia mengusulkan agar gedung DPR di IKN hanya difungsikan sebagai kantor kesekretariatan, mirip dengan kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di daerah.
“Dengan demikian, anggaran yang ada dapat dialihkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih mendesak,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Senin (24/2/2025).
Sudjatmiko menekankan bahwa masih banyak kebutuhan dasar masyarakat yang belum terpenuhi, seperti pembangunan jalan, rumah layak huni, sanitasi, dan toilet bersih. Ia meminta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk mengalokasikan anggaran guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
“Kami meminta Menteri PU untuk fokus menyelesaikan rencana kerja tahun 2025 yang belum rampung, dengan tetap memperhatikan prinsip efisiensi anggaran,” katanya.
Berita Terkait
-
Tegakkan Hukum di Sektor SDA, Polri-Kejaksaan Harus Serius Selamatkan Keuangan Negara
-
Danantara Diresmikan, Wakil Ketua DPR: Bisa Perkuat Ekonomi Kerakyatan Presiden Prabowo
-
Brantas Abipraya Bangun Jalan Tol IKN Seksi 6B, Hubungkan Balikpapan-IKN Hanya 30 Menit
-
Alasan Efisiensi Anggaran, Legislator PKB Usul ke Prabowo Agar DPR Tak Pindah ke IKN, Tetap Ngantor di Jakarta
-
DPR Minta Kepala OIKN Pikirkan Masyarakat Adat: Jangan sampai Kita Dikutuk
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah