Suara.com - Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, telah mengecam keputusan rezim Israel untuk memutus aliran listrik ke Jalur Gaza, dan menggambarkan tindakan tersebut sebagai tindakan genosida dan tekanan yang sia-sia terhadap bangsa Palestina.
Menurut kantor berita Shehab milik Palestina, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan bahwa pemadaman listrik tersebut merupakan bagian dari perang genosida rezim tersebut terhadap penduduk Gaza, dan mencatat bahwa penjajah Zionis telah memutus aliran listrik sejak Oktober 2023.
Juru bicara tersebut menyerukan agar keputusan yang dibuat oleh negara-negara Arab mengenai penghentian pengepungan dan kelaparan di Gaza dilaksanakan.
Izzat al-Rishq, anggota Politbiro Hamas, mengatakan bahwa keputusan Israel untuk memutus aliran listrik – menyusul pembatasan pengiriman makanan, obat-obatan, dan air ke Gaza – merupakan upaya yang sia-sia untuk menekan bangsa Palestina dan perlawanan melalui taktik pemerasan yang gagal.
Pemadaman listrik, penutupan penyeberangan, penghentian masuknya bantuan kemanusiaan dan bahan bakar ke Gaza, serta pemaksaan kelaparan merupakan hukuman kolektif dan kejahatan perang, yang melanggar hukum humaniter internasional, katanya.
Al-Rishq melanjutkan dengan mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertujuan untuk merusak gencatan senjata Gaza dan bermaksud untuk memajukan agendanya dengan mengorbankan nyawa tahanan Israel.
Pejabat Hamas juga mengatakan bahwa perlawanan dan rakyat Palestina tidak akan menyerah pada tekanan ini dan akan terus melawan sampai pembebasan Palestina dan kemenangan bangsa Palestina.
Gencatan senjata tiga fase mulai berlaku pada 19 Januari, dengan masing-masing fase berlangsung selama 42 hari. Selama fase-fase ini, Hamas dan rezim Israel diharapkan untuk bernegosiasi secara tidak langsung mengenai pelaksanaan fase-fase berikutnya.
Namun, Netanyahu menghalangi dimulainya fase kedua, yang dijadwalkan pada 3 Februari. Akibatnya, fase pertama berakhir pada 1 Maret tanpa ada kesepakatan untuk memasuki fase kedua.
Baca Juga: Drama 16 Jam di Menara Elizabeth, Pria Bawa Bendera Palestina Ditangkap
Berita Terkait
-
Terungkap Isi Pertemuan Rahasia Utusan Trump dengan Hamas Soal Pembebasan Sandera
-
Jerman Kecam Penghentian Bantuan dan Pemutusan Listrik ke Gaza oleh Israel
-
Israel Hentikan Bantuan ke Gaza, Warga Alami Krisis Pangan dan Air Bersih
-
Drama 16 Jam di Menara Elizabeth, Pria Bawa Bendera Palestina Ditangkap
-
Dirikan Badan Migrasi, Israel Percepat Penggusuran Warga Gaza?
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India