Suara.com - Pemerintah Jerman menyatakan keprihatinannya terhadap keputusan Israel yang menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan serta memutus pasokan listrik ke Gaza, yang berpotensi memicu krisis kemanusiaan baru di wilayah Palestina.
Dalam konferensi pers pada Senin (11/3), juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Kathrin Deschauer, menegaskan bahwa Gaza kembali menghadapi ancaman kekurangan pangan akibat kebijakan terbaru Israel.
“Kami sangat prihatin dengan pemutusan aliran listrik dan pembahasan tentang penghentian pasokan air,” kata Deschauer.
Ia menambahkan bahwa langkah-langkah tersebut tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan kewajiban (Israel) berdasarkan hukum internasional.
Jerman secara tegas mendesak Israel untuk segera mencabut pembatasan terhadap semua bentuk bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Keputusan Israel menghentikan pengiriman bantuan dan memutus pasokan listrik diumumkan pada Minggu (10/3), di tengah kebuntuan pembicaraan mengenai gencatan senjata dengan Hamas.
Israel menghentikan sementara pasokan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Gaza sebagai tekanan terhadap Hamas dalam negosiasi gencatan senjata.
Akibatnya, sejumlah toko roti terpaksa tutup karena kehabisan bahan bakar, harga pangan melonjak, dan masyarakat kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar.
UNRWA memperingatkan bahwa penghentian bantuan ini mengancam kehidupan 2,3 juta warga Gaza yang bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: Israel Hentikan Bantuan ke Gaza, Warga Alami Krisis Pangan dan Air Bersih
Krisis pangan semakin parah dengan penutupan enam dari 22 toko roti yang tersisa, sehingga memperburuk kelangkaan makanan.
Warga Gaza terpaksa membatasi konsumsi makanan karena harga bahan pokok terus meningkat. Banyak keluarga, seperti Ghada al-Rakab yang tinggal di tenda setelah rumahnya hancur, mengalami kesulitan besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah kondisi yang semakin memburuk.
Selain krisis pangan, pemutusan listrik oleh Israel juga berdampak pada pasokan air bersih. Pabrik desalinasi yang memproduksi 18.000 meter kubik air per hari terpaksa berhenti beroperasi, mengancam akses warga terhadap air minum.
Para pejabat Palestina memperingatkan bahwa jika krisis ini terus berlanjut, pemerintah setempat mungkin harus membuang air limbah ke laut, yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan dan lingkungan yang serius.
Sementara itu, bantuan kemanusiaan semakin terbatas, dengan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa pasokan makanan dan obat-obatan semakin menipis.
Harga bahan pokok melonjak hingga tidak terjangkau oleh sebagian besar warga, sementara rumah sakit dan klinik kesehatan kesulitan mendapatkan obat-obatan untuk merawat pasien.
Berita Terkait
-
Israel Hentikan Bantuan ke Gaza, Warga Alami Krisis Pangan dan Air Bersih
-
Drama 16 Jam di Menara Elizabeth, Pria Bawa Bendera Palestina Ditangkap
-
Trump Deportasi Mahasiswa Pro-Palestina? Penangkapan di Columbia University Gegerkan Kampus
-
Israel Buat Gaza Gelap Gulita: Pasokan Listrik Diputus, Krisis Air Mengintai?
-
"Netanyahu Jadikan Sandera Permainan Catur!" Demonstran Israel Menggila Tuntut Pembebasan
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
RESMI! Timor Leste Gabung ASEAN, Prabowo dan Pemimpin Asia Tenggara Teken Deklarasi
-
Ungkap 38 Ribu Kasus Narkoba Sepanjang 2025, DPR Minta Polri Waspadai Peningkatan Akhir Tahun
-
Dinilai Bebani Petani Kecil, SPKS Minta Pemerintah Tinjau PP 45 Tahun 2025
-
Gus Najih: Rakyat Dukung Polri Sikat Bandar, Hukum Mati Pengedar Narkoba!
-
KA Purwojaya Anjlok, 8 Perjalanan Kereta Dibatalkan, Cek Rute dan Info Refund di Sini
-
Kemenag Bentuk Satgas Tangani Kekerasan, Perkuat Komitmen Wujudkan Pesantren Ramah Anak
-
Menteri PPPA Sesalkan Vonis Ringan Kematian Anak oleh TNI di Deli Sedang, Dorong Naik Banding
-
Akhir Penantian Panjang, Warga Murung Raya Kini Resmi Nikmati Terang Listrik PLN
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan