Suara.com - Kritikus politik Faizal Assegaf menyoroti pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan para konglomerat yang dijuluki '9 Naga' di Istana Kepresidenan, Kamis (6/3/2025). Menurutnya, pertemuan tersebut berpotensi menimbulkan banyak tafsir di tengah publik.
"Iya ini memang harus hati-hati dilihat karena dia menimbulkan banyak tafsir," ujar Faizal Assegaf yang dikutip dari Youtube Abraham Samad Speak Up, Selasa (11/3/2025).
Faizal menilai sebagian kalangan melihat pertemuan ini sebagai langkah positif agar Presiden Prabowo dapat memastikan kendali terhadap oligarki.
Isu terkait dinamika pasar yang spekulatif turut berkembang, di mana muncul dugaan bahwa kelompok oligarki mulai melakukan manuver yang meresahkan.
"Spekulasi mengatakan bahwa oligarki ini sudah mulai mau bikin kacau, kan biasanya dirangkul. Itu bukan hanya Pak Prabowo, hampir semua pejabat negara level presiden begitu," tambahnya.
Faizal menepis anggapan bahwa pertemuan tersebut justru akan membuat aparat penegak hukum gentar dalam menindak para pengusaha besar yang terlibat dalam praktik korupsi.
Sebaliknya, ia menganggap gestur Prabowo dalam pertemuan itu menunjukkan ketegasan.
"Kalau saya dapat bocoran, dan ini perlu dikonfirmasi, di sana Pak Prabowo tiga kali pukul meja," ungkap Faizal.
Menurutnya, tindakan tersebut merupakan bentuk peringatan keras kepada para pengusaha besar yang selama ini dinilai mendapat perlakuan istimewa di bawah pemerintahan sebelumnya.
"Sebelum pertemuan di Istana itu kan publik dikagetkan seorang mantan presiden kembali ke Solo menjadi hamba sahaya kemudian para oligarki berkumpul di Solo. Nah, sebenarnya pertemuan oligarki dengan Jokowi di Solo itu yang harus dibahas," jelasnya.
Faizal menilai gestur tegas Prabowo merupakan pesan kuat kepada para konglomerat agar menghentikan praktik yang merugikan negara dan rakyat.
Faizal juga menyoroti bahwa hingga saat ini tidak ada kebijakan pemerintah yang lahir dari pertemuan tersebut.
Hal ini, menurutnya, membuktikan bahwa pertemuan tersebut bukan untuk memberikan karpet merah kepada para konglomerat.
"Pertemuan presiden selaku kepala negara dengan siapapun itu biasa saja. Sejauh itu tidak mengeluarkan produk kebijakan, berarti sudah bisa disimpulkan ini cara-cara pendekatan kearifan politik," katanya.
Meski mengakui bahwa secara etika pertemuan tersebut bisa menimbulkan persepsi negatif di tengah situasi sosial yang sedang memanas, Faizal menilai langkah tersebut justru berpotensi membawa dampak positif.
Berita Terkait
-
Intip DIM Revisi UU TNI, Komisi I DPR Sebut Masa Jabatan Panglima TNI Akan Terserah Presiden
-
Faizal Assegaf Serukan Gerakan Mahasiswa Konsisten dengan Isu 'Adili Jokowi', Ini Alasannya
-
Iklan Esemka Tahun 2012 Viral Lagi, Netizen: Satu Negara Kena Prank
-
Prabowo Marah Tahu MinyaKita Disunat, Produsen Nakal Bakal Dihukum Tegas
-
Kini Didapuk Jadi Dirut, Riwayat Ifan Seventeen Ngarep Hadiah dari Prabowo Subianto Empat Bulan Lalu Viral
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru