Suara.com - Setiap tahun, menjelang Hari Raya Idul Fitri, umat Islam di Indonesia dihadapkan pada dinamika penetapan tanggal perayaan yang seringkali berbeda antara dua organisasi Islam terbesar, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Perbedaan ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi mencerminkan perbedaan metodologi yang mendalam dalam penentuan awal bulan Syawal, bulan yang menandai berakhirnya bulan Ramadan.
Akar Perbedaan: Metode Hisab dan Rukyat
Perbedaan utama terletak pada metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan Syawal. Bulan Syawal adalah bulan ke-10 dalam kalender Hijriah (kalender Islam).
Bulan ini memiliki makna penting bagi umat Islam karena menandai berakhirnya bulan Ramadan, bulan suci puasa.
1. Muhammadiyah
Hisab Wujudul Hilal Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal, yaitu perhitungan matematis dan astronomis yang sangat cermat untuk menentukan posisi bulan.
Metode ini didasarkan pada keyakinan bahwa ilmu pengetahuan, khususnya astronomi, dapat memberikan kepastian dalam penentuan waktu ibadah.
Kriteria wujudul hilal menyatakan bahwa jika hilal (bulan sabit pertama) telah berada di atas ufuk, meskipun sangat tipis dan mungkin tidak terlihat secara kasatmata, maka bulan baru dianggap telah masuk.
Baca Juga: Bacaan Doa Takbiran Idul Fitri Lengkap Arab dan Artinya
Pendekatan ini mencerminkan semangat ijtihad dan pemanfaatan ilmu pengetahuan modern dalam menjalankan ajaran agama.
2. NU (Nahdlatul Ulama)
Rukyatul Hilal NU, di sisi lain, menggunakan metode rukyatul hilal, yaitu pengamatan langsung terhadap hilal.
Metode ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan untuk melihat hilal dalam penentuan awal bulan.
NU biasanya mengikuti hasil sidang isbat yang diselenggarakan oleh pemerintah, yang menggabungkan metode hisab dan rukyat.
Sidang isbat melibatkan para ahli astronomi, ulama, dan perwakilan dari berbagai organisasi Islam untuk mencapai kesepakatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Link CCTV dan Kapal Pelabuhan Merak untuk Pantau Arus Mudik Nataru 2025 Real-Time
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi