Suara.com - Permasalahan Korupsi di Indonesia menjadi penyakit kronis yang seakan sulit untuk dihilangkan dalam waktu singkat.
Pasalnya, upaya pemberantasan yang dilakukan masih terus mengalami evaluasi sehingga tidak bisa memberantas secara total.
Masalah korupsi yang terus menghantui dan tak kunjung hilang ini semakin lama semakin menggerogoti pondasi negara.
Bahkan, yang lebih fatalnya lagi yaitu memperlemah kepercayaan yang sudah dibangun oleh masyarakat terhadap pemerintah.
Menurut Prof Mahfud MD, Pemberantasan korupsi yang dilakukan di Indonesia masih belum merata, dan hanya menyasar orang-orang tertentu.
Mahfud menyebut orang-orang yang tertangkap kasus korupsi ini hanyalah orang ‘Apes’ alias tidak beruntung.
“Pemberantasan korupsi menurut saya lebih banyak menyasar orang-orang yang apes saja ya,” ujar Mahfud, dikutip dari youtubenya, Kamis (13/3/25).
“Apes itu artinya penegakkan hukum korupsi itu tidak sungguh-sungguh mempunyai peta jalan yang jelas. Tetapi lebih banyak yang tertangkap duluan itu yang apes, yang lain lari serabutan, lalu saling tolong menolong, saling melindungi dan saling menghambat,” sambungnya.
Mahfud merasa bahwa upaya pemberantasan korupsi di Indonesia masih jauh dari harapan, dan tidak sesuai dengan janji para petinggi ketika berkampanye.
Baca Juga: Melacak Jejak Sang Mantan Gubernur Jabar di Balik Kasus Korupsi Bank BJB
“Dulu ketika pemilu semua mengkampanyekan ini, tetapi sampai sekarang entah di DPR, entah di pemerintah, saya kira memang masih jauh dari harapan, penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi itu,” ujarnya.
“Jadi mungkin kata kuncinya ‘Apes’. Jadi yang ketangkep sekarang itu hanya apes saja. Sudah kehilangan backing, sudah nggak punya uang, sehingga akhirnya ditangkap juga,” tambahnya.
Menurut Mahfud aturan maupun instruksi yang terbangun sudah cukup bagus, hanya saja dalam eksekusi masih banyak yang tidak berani tegas terlebih dengan orang tertentu.
“Mungkin kita belum tau kemana sebenarnya kebijakan yang tegas ini akan menampakkan dirinya nanti secara efektif,” ucapnya.
“Kalau sekarang aturannya memang selalu bagus, instruksinya selalu bagus, arahannya selalu bagus, tetapi tidak pernah mengubah mental pejabat, dan nampaknya tidak ada yang berani melalukan Tindakan tegas kalau sudah menyangkut orang tertentu,” sambungnya.
Deretan kasus korupsi yang diungkap di awal 2025:
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah
-
BGN Memperketat Syarat Sopir MBG Pasca Insiden Cilincing, SPPG Tak Patuh Bisa Diberhentikan
-
Bupati Kini Jadi 'Dirigen' Program MBG, Punya Kuasa Tutup Dapur Nakal
-
Program MBG Bikin Ibu di Lumajang Kantongi Ratusan Ribu, Ekonomi Lokal Melesat
-
Babak Penentuan Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Gelar Perkara Khusus Senin Depan
-
Kebahagiaan Orangtua Siswa SMK di Nabire Berkat Program Pendidikan Gratis
-
Sosialisasi Program Pendidikan Gratis, SMK Negeri 2 Nabire Hadirkan Wali Murid
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Kota, dari Pekanbaru Hingga Banten
-
Cuaca Hari Ini: Jakarta dan Sekitarnya Diguyur Hujan Ringan, Waspada Banjir