Suara.com - Ketegangan geopolitik global dan kebijakan proteksionisme seperti tarif 32 persen yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Indonesia menjadi sorotan terkait imbas kondisi ekonomi Tanah Air.
Merespons hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Digital Community Institute (IDCI), Yayang Ruzaldy, menegaskan bahwa adanya hal tersebut justru harus dimanfaatkan Indonesia untuk mempercepat transformasi digital demi memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
“Tarif tinggi dari negara mitra dagang besar seperti AS memang berdampak signifikan, terutama bagi sektor manufaktur, pertanian, logistik, dan UMKM. Tapi di balik tantangan ini, ada peluang besar melalui digitalisasi,” kata Yayang keoada wartawan, Sabtu (5/4/2025).
Menurutnya, jika teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan blockchain dapat meningkatkan produktivitas hingga 25 persen serta membuka akses pasar global secara lebih luas, khususnya bagi pelaku UMKM.
Strategi digital nasional, kata dia, harus melibatkan semua pihak. Ia mendorong agar pemerintah memfokuskan kebijakan pada pengembangan perdagangan digital, pemberian insentif adopsi teknologi, dan pembentukan Digital Sovereign Fund sebagai penyangga ekosistem digital nasional.
“Perusahaan-perusahaan di Indonesia juga harus mulai serius menerapkan otomatisasi dan AI dalam rantai pasok mereka, serta membangun kemitraan digital lintas negara. Ini akan menjadi langkah penting menuju efisiensi dan daya saing global,” katanya.
Sementara itu, sektor UMKM, menurutnya, perlu diberdayakan melalui pemanfaatan e-commerce global dan layanan fintech agar mampu bertransformasi menjadi bisnis berbasis digital.
Investor pun didorong untuk mengarahkan pendanaan ke startup teknologi lokal, terutama yang bergerak di bidang logistik digital dan AI. Di sisi akademis, Yayang menekankan pentingnya reformasi kurikulum teknologi dan peningkatan riset berbasis data.
“Transformasi digital bukan sekadar adaptasi, melainkan sebuah lompatan strategis menuju kemandirian ekonomi berbasis inovasi. Dengan dukungan populasi muda yang melek digital dan semangat kolaborasi lintas sektor, Indonesia memiliki pondasi kuat untuk menjadi kekuatan ekonomi digital baru di Asia,” jelasnya.
Baca Juga: Said Iqbal Imbau DPR dan Pemerintah Bentuk Satgas PHK, Antisipasi Badai PHK Buruh Imbas Tarif Trump
Lebih lanjut, ia mengatakan, dengan seruan semangat kepada seluruh pihak untuk mengambil peran aktif dalam perubahan ini.
“Saatnya bersatu, berani melompat, dan memimpin perubahan,” ujar dia.
Jaga Kestabilan Rupiah
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, merespons pengumuman kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) terbaru di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (5/4), mengatakan bahwa upaya tersebut dilakukan terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar.
Triple intervention atau tiga intervensi tersebut antara lain intervensi di pasar valuta asing (valas) pada transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
“BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025,” kata Ramdan sebagaimana dilansir Antara.
Pasca pengumuman tersebut dan kemudian disusul oleh pengumuman retaliasi tarif oleh Tiongkok pada 4 April 2025, Ramdan menyebutkan bahwa pasar bergerak dinamis.
Pergerakan pasar yang dinamis ini ditunjukkan di mana pasar saham global mengalami pelemahan dan yield US Treasury mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024.
Di tengah pengumuman tarif AS, kegiatan operasi moneter oleh Bank Indonesia pada pekan ini ditiadakan mengingat masih dalam periode hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2025 dalam rangka Hari Raya Idul Fitri dan Hari Suci Nyepi. Kegiatan operasional Bank Indonesia akan kembali ke jadwal normal seluruhnya pada 8 April 2025.
Diberitakan sebelumnya pada Rabu (2/4), Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif sedikitnya 10 persen ke banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terhadap barang-barang yang masuk ke negara tersebut.
Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen. Sekitar 60 negara bakal dikenai tarif timbal balik separuh dari tarif yang mereka berlakukan terhadap AS.
Berdasarkan daftar tersebut, Indonesia bukan negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang menjadi korban dagang AS. Ada pula Malaysia, Kamboja, Vietnam serta Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif 24 persen, 49 persen, 46 persen, dan 36 persen.
Trump mengatakan bahwa tarif timbal balik itu bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri.
Ia dan para pejabat pemerintahannya berpendapat bahwa AS telah "dirugikan" oleh banyak negara akibat praktik perdagangan yang dianggap tidak adil.
Tarif-tarif yang telah lama diancamkan Trump itu diumumkan dalam acara "Make America Wealthy Again" di Rose Garden, Gedung Putih.
Berita Terkait
-
Analis Sebut Kemungkinan Pertemuan Megawati-Prabowo Masih 50:50, Puan dan Dasco Bisa Bawa Harapan
-
Kata Pandji Pragiwaksono soal Najwa Shihab Digosipkan Gabung Rezim
-
Kata Pengamat Soal Silaturahmi Didit Prabowo ke Rumah Megawati, Benarkah Kekeluargaan?
-
Anwar Ibrahim Telpon Para Pemimpin Negara ASEAN Salah Satunya Prabowo, Respons Langkah Tarif Trump
-
Gibran Ikut Tren Lebaran di TikTok, Intip Momen Akrab Bareng Prabowo dan Keluarga
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?