Suara.com - Lebih dari 50 negara dikabarkan telah menjalin komunikasi langsung dengan Washington dalam upaya menegosiasikan pencabutan tarif impor baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat Gedung Putih yang menyebut bahwa gelombang permintaan negosiasi tersebut menunjukkan betapa luas dan seriusnya dampak kebijakan perdagangan terbaru AS terhadap perekonomian global.
"Saya mendapat laporan dari (Perwakilan Dagang AS) tadi malam bahwa sudah lebih dari 50 negara berkomunikasi dengan presiden kita untuk meminta negosiasi," ucap Ketua Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett, melansir ANTARA.
Negara-negara mitra dagang dari berbagai belahan dunia disebut mulai merasakan tekanan akibat lonjakan biaya masuk barang ke pasar AS, yang berpotensi memukul sektor industri dan ekspor mereka.
Dalam situasi ini, Gedung Putih kini berada dalam posisi strategis, dengan banyak negara berharap agar Washington bersedia membuka ruang dialog untuk meredakan ketegangan dagang yang sedang memanas.
Dalam wawancara eksklusif bersama George Stephanopoulos dalam program This Week di ABC News, penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, mengungkap dinamika di balik kebijakan tarif impor baru yang memicu reaksi global.
Ia menyebut banyak negara memang marah dan mulai melakukan aksi balasan, namun pada saat yang sama, mereka justru menunjukkan kesediaan untuk duduk di meja perundingan.
"Mereka datang karena sadar, merekalah yang paling terbebani oleh tarif ini," ujar Hassett dengan nada tegas.
Menurutnya, dampak terhadap konsumen Amerika Serikat tidak akan signifikan karena negara-negara tersebut memiliki pasokan barang yang tidak elastis, sementara AS selama ini mengalami defisit perdagangan kronis.
Baca Juga: Besok Prabowo Umumkan Sikap RI Soal Tarif Impor Trump
Pernyataan Hassett menggarisbawahi strategi pemerintahan saat ini yang tampaknya sengaja menekan mitra dagang melalui kebijakan tarif guna memaksa pembaruan perjanjian yang dianggap lebih menguntungkan bagi ekonomi domestik AS.
Sementara itu, mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Lawrence Summers, menyampaikan pandangan yang jauh lebih kritis terhadap kebijakan tarif impor yang diberlakukan pemerintah.
Ia menegaskan bahwa tarif bukanlah solusi jangka panjang, melainkan justru menjadi beban baru bagi perekonomian nasional.
Menurut Summers, dampak paling nyata dari kebijakan ini adalah kenaikan harga barang-barang konsumsi, yang secara langsung mendorong inflasi melonjak.
Akibatnya, daya beli masyarakat terganggu, terutama bagi kalangan menengah ke bawah yang paling rentan terhadap fluktuasi harga.
Ia pun memperingatkan bahwa tekanan inflasi ini akan berujung pada penurunan konsumsi domestik, memicu perlambatan ekonomi, dan pada akhirnya mengancam stabilitas pasar tenaga kerja.
Tag
Berita Terkait
-
Besok Prabowo Umumkan Sikap RI Soal Tarif Impor Trump
-
Samsung Pede Tarif Impor Donald Trump Tak Pengaruhi Produknya
-
DPR Akui Kekosongan Dubes Indonesia di AS Berdampak, Tapi Soal Tarif Menteri yang Harus Negosiasi
-
Cegah Situasi Perang Dagang Gegara Tarif Trump Berujung PHK, Waka DPR Kasih Usulan Begini
-
Trump Bujuk Vietnam, India, Israel Soal Tarif Impor, Cari Jalan Tengah?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting