Suara.com - Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) didorong untuk memperkuat sinergi dan menyatukan kekuatan ekonomi kolektif mereka guna menghadapi tekanan global yang semakin intens, khususnya dari kebijakan proteksionis yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Seruan ini datang dari Presiden Asosiasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Malaysia, William Ng, yang menilai bahwa langkah Washington dalam mengenakan tarif terhadap berbagai negara termasuk mitra dagang utam telah menciptakan gelombang gangguan perdagangan yang berisiko menekan pertumbuhan ekonomi kawasan.
Menurut Ng, jika ASEAN tetap berjalan sendiri-sendiri, maka negara-negara anggotanya akan lebih rentan terhadap guncangan pasar dan manuver dagang global.
Ia menekankan pentingnya membangun ketahanan ekonomi regional yang tidak hanya bertumpu pada pasar ekspor besar seperti AS dan Tiongkok, tetapi juga dengan memperkuat jaringan perdagangan intra-ASEAN serta mendukung transformasi digital dan inovasi di sektor UMKM.
"Saatnya ASEAN tidak hanya menjadi pasar potensial, tapi juga kekuatan tawar global yang solid," tegasnya.
Melansir ANTARA, tarif-tarif itu kemungkinan besar akan secara signifikan memengaruhi ekspor Malaysia, terutama di bidang produk listrik dan elektronik, turunan minyak kelapa sawit, produk berbasis karet, serta tekstil dan garmen, mengingat produk-produk tersebut merupakan kontributor utama bagi perdagangan Malaysia-AS, ungkap Ng kepada Xinhua.
"Tarif yang makin tinggi akan menyebabkan peningkatan biaya bagi pengimpor maupun pengekspor, mengurangi daya saing kita, tidak hanya di pasar AS tetapi juga di pasar-pasar negara lain, serta berpotensi memengaruhi lapangan kerja dan investasi di kalangan UKM," kata William Ng melansir ANTARA.
"Kami mendorong pemerintah dan UKM untuk mengambil tindakan guna mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang baru. Para pelaku usaha harus belajar mendiversifikasikan sumber bahan baku dan pelanggan mereka, yaitu memastikan risiko rantai pasokan mereka dimitigasi. Ini merupakan praktik yang baik terlepas dari dampak penerapan rentetan tarif ini," tuturnya.
"Kita dapat memperkirakan periode ketidakpastian yang singkat karena perekonomian di seluruh kawasan dan perekonomian lain yang terdampak telah menyesuaikan kembali strategi mereka guna melawan atau mengurangi imbas rangkaian tarif AS tersebut. Di dalam negeri, dampaknya akan berkisar dari minimal hingga moderat, dengan barang-barang yang diimpor dari AS kemungkinan akan menjadi lebih mahal dalam jangka menengah," jelas Ng.
Baca Juga: Lebih 50 Negara Protes Tarif Impor AS, Minta Negosiasi
Menyebut tarif AS sebagai "peringatan" bagi negara-negara anggota ASEAN, Ng memaparkan bahwa Malaysia, sebagai ketua ASEAN tahun ini, harus mendorong dimulainya kembali perundingan mengenai pembentukan pasar tunggal ASEAN, yang memungkinkan pendirian suatu bentuk serikat pabean, yang secara lebih lanjut akan mengurangi hambatan nontarif.
"Kohesi intrakawasan ini sangat penting, mengingat ukuran masing-masing pasar yang relatif kecil. Secara kolektif, ASEAN berada di jalur yang tepat untuk menjadi perekonomian terbesar keempat di dunia pada 2030," ujarnya.
William Ng juga mendorong UKM untuk beradaptasi dalam menghadapi tantangan baru dan memanfaatkan peluang yang pasti akan muncul dari disrupsi ini.
Dia juga menyampaikan bahwa dengan strategi yang tepat, kalangan bisnis dapat beradaptasi dan bahkan mendapatkan keuntungan dari pergeseran dinamika perdagangan global tersebut.
"Kami mendorong pemerintah dan UKM untuk mengambil tindakan guna mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang baru. Para pelaku usaha harus belajar mendiversifikasikan sumber bahan baku dan pelanggan mereka, yaitu memastikan risiko rantai pasokan mereka dimitigasi. Ini merupakan praktik yang baik terlepas dari dampak penerapan rentetan tarif ini," tutur Ng.
"Di tingkat ASEAN, urgensi untuk menurunkan hambatan nontarif menjadi lebih mendesak dari sebelumnya. Diskusi mengenai pembentukan pasar tunggal ASEAN harus segera dibuka kembali, dengan tujuan untuk menciptakan semacam serikat pabean yang dapat menguntungkan kita sebagai blok pengekspor dan pasar regional yang besar," lanjutnya.
Tag
Berita Terkait
-
Lebih 50 Negara Protes Tarif Impor AS, Minta Negosiasi
-
Besok Prabowo Umumkan Sikap RI Soal Tarif Impor Trump
-
Samsung Pede Tarif Impor Donald Trump Tak Pengaruhi Produknya
-
DPR Akui Kekosongan Dubes Indonesia di AS Berdampak, Tapi Soal Tarif Menteri yang Harus Negosiasi
-
PM Malaysia Serukan Persatuan ASEAN Hadapi Tarif Dagang AS yang Mengguncang Ekonomi Regional
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting