Suara.com - Pada hari Jumat 18 April 2025 menjadi peringatan bersejarah di dunia, termasuk di Tanah Air. Sebab, pada tanggal tersebut di Indonesia memperingati Hari Peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA), yang merujuk pada konferensi bersejarah di Bandung pada 18-24 April 1955.
Selain itu, secara nasional pada tanggal 18 April 2025 juga diperingati sebagai Hari Diabetes Nasional untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan dan pengendalian diabetes.
Sementara di tingkat internasional, ada beberapa peringatan lain seperti Hari Monumen dan Situs Internasional, Hari Kesadaran Autisme Dewasa, dan Hari Radio Amatir Sedunia, tetapi ini kurang umum diperingati di Indonesia.
Pada tahun 2025, 18 April juga bertepatan dengan Jumat Agung (Wafat Yesus Kristus), yang merupakan hari libur nasional bagi umat Kristiani.
Salah satu peringatan yang bersejarah pada tanggal 18 April adalah Peringatan Hari Konferensi Asia-Afrika.
Hari Peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) diperingati setiap 18 April untuk mengenang peristiwa bersejarah KAA yang berlangsung pada 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia. Berikut sejarah singkatnya dikutip dari berbagai sumber.
Latar Belakang
- Kontekstual Dunia Pasca-Perang Dunia II: Setelah Perang Dunia II, banyak negara di Asia dan Afrika yang baru merdeka dari kolonialisme Barat.
Dunia saat itu terpecah antara Blok Barat (dipimpin AS) dan Blok Timur (dipimpin Uni Soviet) dalam Perang Dingin.
- Inisiatif Perdamaian: Negara-negara baru merdeka ingin menghindari keterlibatan dalam konflik global dan mencari jalan independen untuk memperjuangkan kedaulatan, perdamaian, dan kerja sama.
Kelahiran KAA
- Gagasan Awal: Ide KAA muncul dari Konferensi Colombo 1954, yang dihadiri lima negara Asia: Indonesia (Soekarno), India (Jawaharlal Nehru), Pakistan (Mohammad Ali Bogra), Burma (U Nu), dan Ceylon (Sir John Kotelawala).
Mereka sepakat mengadakan konferensi lebih besar untuk menyatukan negara-negara Asia dan Afrika.
- Pelaksanaan: KAA 1955 di Bandung dihadiri 29 negara Asia dan Afrika, mewakili lebih dari setengah populasi dunia saat itu. Indonesia menjadi tuan rumah, dengan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo sebagai ketua konferensi.
Tujuan dan Hasil
Tujuan:
- Mempromosikan kerja sama ekonomi, budaya, dan politik antarnegara Asia-Afrika.
- Menentang kolonialisme dan imperialisme.
- Mendorong perdamaian dunia dan netralitas dalam Perang Dingin.
Hasil Utama:
- Dasasila Bandung: 10 prinsip yang menjadi pedoman hubungan internasional, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan, non-intervensi, dan penyelesaian konflik secara damai.
- Fondasi Gerakan Non-Blok: KAA menjadi cikal bakal Gerakan Non-Blok (GNB) yang resmi berdiri pada 1961, menegaskan posisi negara-negara berkembang untuk tidak memihak Blok Barat atau Timur.
- Peningkatan Solidaritas: KAA memperkuat solidaritas antarnegara Asia-Afrika dalam memperjuangkan kemerdekaan dan pembangunan.
Makna Hari Peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA)
Di Indonesia, pada tanggal 18 April dijadikan hari peringatan untuk mengenang peran Indonesia dalam diplomasi dunia dan memperkuat semangat anti-kolonialisme.
Peringatan ini juga menegaskan pentingnya kerja sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation) untuk menghadapi tantangan global seperti kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan iklim.
Museum KAA di Bandung menjadi simbol pelestarian sejarah dan edukasi tentang nilai-nilai Dasasila Bandung.
Perkembangan
KAA diperingati setiap tahun, terutama di Indonesia, dengan kegiatan seperti seminar, pameran, dan kunjungan ke Gedung Merdeka.
Pada 2005 dan 2015, peringatan 50 tahun dan 60 tahun KAA diadakan secara besar-besaran, menghasilkan deklarasi untuk revitalisasi semangat Bandung dalam konteks modern.
Hari Peringatan KAA adalah pengingat bahwa solidaritas dan kerja sama antarnegara berkembang tetap relevan untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.
Tag
Berita Terkait
-
Hari Tani Nasional 2025: Ketimpangan Agraria Jerat Petani, SPI Desak Pemerintah Bertindak!
-
Ramalan Zodiak Terbaru 18 September 2025: Leo Jaga Lidah, Gemini Mulai Kesepian
-
Lelang Korupsi Laris Manis: KPKNL Jakarta Raup Hampir Rp3 Miliar!
-
Demo Ojol Geruduk DPR di Tengah Hujan: Ini Tuntutan Pedas Mereka!
-
Harga Emas Antam Pecah Rekor Lagi Tembus Lebih dari Rp2,1 Juta, Ini Penyebabnya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Tepis Kabar Rektor IPB Arif Satria Bakal Dilantik Jadi Kepala BRIN, Mensesneg: Belum Ada Hari Ini
-
Alasan Kuat Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN: Beliau COO Danantara
-
Profil Dony Oskaria, Plt Menteri BUMN Pilihan Prabowo yang Hartanya Tembus Rp 29 Miliar
-
Polisi Bongkar Modus Lempar Bola Komplotan Copet di Halte TransJakarta, Begini Praktiknya!
-
Sudah Komitmen, Mensesneg Sebut Mahfud MD Bakal Diajak Gabung ke Tim Reformasi Kepolisian
-
BREAKING NEWS! Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN Gantikan Erick Thohir
-
Jalur Tol Gratis dari Gerbang Tol Fatmawati 2 Kurangi Macet 24 Persen, Bakal Dibuka hingga Oktober?
-
Bantah Aktivis Syahdan Husein Mogok Makan di Tahanan, Polisi Tunjukkan Bukti Ini!
-
Warning dari Senayan Buat Erick Thohir: Boleh Rangkap Jabatan, Tapi....
-
Nasib Wali Kota Prabumulih Buntut Ulah Anak: Disemprot Kemendagri, LHKPN Diubek-ubek KPK