Suara.com - Pemerintah tengah menyiapkan digitalisasi data akurat penerima bantuan sosial (bansos) agar lebih tepat sasaran. Pengembangan infrastruktur digital itu dicanangkan oleh Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dan turut didukung oleh Kementerian Sosial sebagai pelaksana pembagian bansos.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menyebutkan kalau penyaluran bansos sudah harus berbasis teknologi.
"Data yang paling kami butuhkan adalah data yang akurat. Nah, data akurat itu tidak ada pilihan lain ya dengan teknologi yang tepat," kata Gus Ipul saat rapat dengan pimpinan DEN di kantor Kemensos, Jakarta, Jumat (18/4/2025).
Gus Ipul mengatakan, selama ini penyaluran bansos dilakukan melalui Himpunan Bank Negara (Himbara) dan PT Pos. Namun, cara itu tak jarang menghadapi kendala karena adanya perbedaan literasi mengenai keuangan dan teknologi di tengah para penerima manfaat.
"Kalau sekarang misalnya kami menggunakan Himbara sebagai alat, itu juga tidak bisa diserap, sekian persen tidak bisa diserap karena mereka (penerima manfaat) enggak ngambil, mereka enggak ngerti, mereka sakit, dan lain sebagainya. Lalu dibagilah sebagian (bansos) dengan (melalui) PT Pos. Nah, PT Pos ini yang mendatangi ke rumah-rumah," tutur Gus Ipul.
Artinya, ada perbedaan kemampuan literasi keuangan dan teknologi pada setiap penerima manfaat keuangan.
Meski demikian, Gus Ipul menilai, penggunaan teknologi dalam menyalurkan bansos perlu segera dimulai. Kemensos, kata dia, siap mendukung dan mengikuti wacana digitalisasi yang dirancang oleh DEN.
"Ini harus dimulai, khususnya di kalangan masyarakat yang melek teknologi. Bahwa sekian persen ketinggalan, masih tetap cara manual, akan kami bantu. Tapi intinya, mari kita mulai yang bisa dirancang, yang memungkinkan. Kita ikut saja," ujar dia.
Direktur Eksekutif Bidang Sinkronisasi Kebijakan Program Prioritas Ekonomi DEN, Tubagus Nugraha sebelumnya menjelaskan, pendekatan yang akan diterapkan merupakan pemerintah digital. Tubagus Nugraha menyebut, secara garis besar, langkah ini akan berdampak pada efisiensi, inklusivitas, dan transparansi pemerintahan.
Baca Juga: Sebut Jokowi Tak Punya Kewajiban Pamer Ijazah UGM, Pengacara: Lho Kok jadi Kayak Adu Tinju?
"Jadi, digitalisasi, prospect. Itu yang kira-kira pendekatan utama yang kami rancang," kata Tubagus.
Dia menyebut, pihaknya akan mulai mengadopsi digital public infrastucture (DPI) untuk program Perlinsos. Daam DPI itu nantinya berisi tiga tampilan, yakni identitas digital penerima manfaat, pembayaran digital, dan data exchange.
Kedua terkait dengan integritas penerima manfaatnya, verifikasi. Akan ada digital ID yang kemudian dipakai sebagai hal kedua dalam DPI. Ketiga ada di sistem pembayarannya.
"Ini yang kenapa kemudian adopsi DPI ini sangat tepat untuk dilakukan di Perlinsos," sambung dia.
Meski demikian, Tubagus mengatakan, rancangan digitalisasi ini masih dalam tahap pembahasan antara DEN dengan Kemensos dan kementerian/lembaga terkait lainnya. Rencananya, pemerintah akan meluncurkan pengembangan infrastruktur digital publik untuk mendukung digitalisasi pemerintahan dengan prioritas pada program Perlinsos ini pada Agustus 2025.
Diingatkan Tak Ketergantungan Bansos
Berita Terkait
-
Sebut Jokowi Tak Punya Kewajiban Pamer Ijazah UGM, Pengacara: Lho Kok jadi Kayak Adu Tinju?
-
Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
-
Roy Suryo Uji Ijazah Jokowi Pakai Program ELA: Gambarnya Kotor, Banyak Bercak Kayak Kotoran Burung
-
Gaji Guru Sekolah Rakyat Bakal di Atas UMR? Gus Ipul: Saya Belum Berani Nyebut Angka, tapi...
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?
-
Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur: Saksi Kunci Kembali Mangkir
-
ASN DKI Dapat Transportasi Umum Gratis, Gubernur Pramono: Tak Semua Gajinya Besar
-
Digelar Perdana Besok, Adam Damiri Siap Hadiri Sidang PK di PN Jakpus
-
Jakarta Utara Siaga Banjir Rob! Supermoon Ancam Pesisir November Ini