Suara.com - Partai Golkar mengecam keras aksi kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan yang belakangan kian banyak terjadi di ruang publik.
Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Hetifah Sjaifudian mengatakan bahwa praktik-praktik seperti itu tidak bisa dibiarkan, terlebih pelecehan terjadi di ruang publik.
"Pertama tentunya kami bukan sekedar prihatin ya, tapi mengecam adanya praktik-praktik seperti itu," kata Hetifah, saat di Hotel kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (21/4/2025) malam.
Terlebih, aksi asusila belakangan terjadi di ruang publik hingga kawasan pendidikan, tempat yang seharusnya aman bagi para perempuan.
"Apalagi jika itu dilakukan di ruang publik, dilakukan di satuan pendidikan, dilakukan di tempat-tempat di mana yang seharusnya perempuan itu merasa aman,” ujarnya.
Hetifah mendesak agar para penegak hukum bisa menjerat para pelaku kekerasan seksual dengan undang-undang Penghapusan Tindak Kekerasan Seksual (TPKS).
"Maka kami sebetulnya dari sisi kebijakan, KPPG bertekad untuk memastikan bahwa undang-undang yang sudah ada tentang TPKS itu bisa dilaksanakan, ada satu pengawasan yang bagus," katanya.
"Jika ada pengaturan tambahan yang memang diperlukan, tapi membuat bahwa pelaksanaan itu kurang bisa efektif, mungkin itu harus dilengkapi," ujarnya.
Sebagai perempuan, Ketua Komisi X ini mengaku bakal siap melindungi para wanita yang mendapat tindakan pelecehan bahkan hingga tingkat desa.
Baca Juga: Predator di Balik Ruang Pemeriksaan: Mengapa Kekerasan Seksual Bisa Terjadi di Fasilitas Kesehatan?
"Kami sendiri siap ya sebagai komunitas sampai ke desa-desa memastikan bahwa kita juga sesama perempuan harus saling melindungi," ujarnya.
Hetifah juga mengaku pihaknya bakal membuat tempat pengaduan terhadap para perempuan apabila mengalami tindakan kekerasan seksual.
"Jadi mungkin nanti ada tempat-tempat di mana perempuan itu bisa baik berkonsultasi, mengadukan jadi semacam hotline service, supaya mereka mau bersuara. Bukan hanya untuk memperjuangkan orang lain, tapi juga mengemukakan apa yang mereka rasakan sehari-harinya," katanya.
Aksi Asusila di Rumah Sakit
Polisi masih terus mendalami soal aksi pemerkosaan terhadap keluarga pasien yang dilakukan oleh Dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Priguna Anugerah Pratama.
Dirkrimum Polda Jawa Barat (Jabar) Kombes Surawan mengatakan, sejauh ini berdasarkan hasil pemeriksaan, motif tersangka melakukan aksi asusila terhadap keluarga pasien akibat fantasi yang dimilikinya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
Bantah Tegas Kabar Darurat Militer, TNI: Tidak Ada Niat, Rencana Memberlakukan
-
Didesak Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan, Polri Klaim Tidak Antikritik
-
Zetro Staf KBRI Diduga Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran, Presiden Peru Surati Prabowo
-
Kapuspen TNI Jawab Tuntutan 17+8 'Kembali ke Barak': Kami Hormati Supremasi Sipil
-
Tunjangan Rumah Setop, DPR Pastikan Pensiun Tetap Ada: Ini Rincian Gaji Anggota Dewan
-
DPR Setop Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Dasco Janji Buka-bukaan
-
Pemprov DKI Genjot Pengerjaan SJUT, Jakarta Lebih Rapi dan Modern
-
Apa Itu Tobat Nasional? Seruan Kardinal Ignatius Suharyo
-
Nadiem Tersangka Kasus Pengadaan Chromebook, Pukat UGM Soroti Buruknya Tata Kelola Sektor Pendidikan