Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tak sabar melihat jalanan yang dilewatinya macet gara-gara ada kendaraan parkir di sisi jalan.
Banyak sekali kendaraan roda empat yang parkir di sisi jalan membuat Dedi Mulyadi berspekulasi bahwa hal itulah penyebab utama macet
Tanpa menunggu lama, Dedi Mulyadi sontak turun dari mobil dan menghampiri mobil yang terparkir di sisi jalan tersebut.
Rupanya, mobil jenis pick up tersebut membawa muatan rongsokan yang cukup banyak.
Saat dihampiri Dedi Mulyadi, sopirnya mengaku jika mobil yang dikendarainya tersebut mogok, sehingga terpaksa berhenti disisi jalan tersebut.
“Bapak kenapa?,” tanya Dedi Mulyadi, dikutip dari youtubenya, Rabu (23/4/25).
“Aaa akinya..” jawab sopir pick up.
“Mogok?” tanya Dedi Mulyadi lagi.
“Iya Mogok pak,” jawab sopir.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Respons Kasus Oriental Circus Indonesia : Sebut Tindakan Tidak Manusiawi
Dedi Mulyadi kemudian mengingatkan jika sopir pick up tersebut berhenti di sisi jalan justru akan menyebabkan macet.
Seperti biasa, peringatan Dedi Mulyadi selalu dibarengi dengan solusi.
Dedi Mulyadi sontak menawarkan pada sopir pick up tersebut untuk membantu mendorong mobilnya.
“Karena bapak mogok, ini nanti bikin macet, sok mau saya dorongin, mau kemana?,” ucap Dedi Mulyadi.
“Ke depan aja pak,” timpal Sopir.
“Iya udah sok, bapak naik saya dorongin, nanti macet orang kasihan,” jawab Dedi.
Dedi Mulyadi pun menanyakan asal usul sopir tersebut dan apa pekerjaan yang digelutinya setiap hari.
Rupanya, pria tersebut bekerja sebagai sopir rongsokan setiap hari.
“Bapak orang mana,” tanya Dedi.
“Sunda Garut pak,” jawab Sopir.
“Ngapain sampai sini?” tanya Dedi lagi.
“Biasa pak, nguli, saya kuli rongsokan,” sahut sopir pick up itu.
Setelah mobil pick up itu berhasil didorong dan dipindahkan ke tempat yang lebih luas, Dedi sontak sedikit memberi arahan pada sang sopir agar tidak menyebabkan macet lagi.
“Sini, mana tadi sopirnya,” ucap Dedi sambil mencari sopir mobil rongsokan.
“Iya pak,” sahut sopir.
“Kalau mogok di sisi jalan orang jadi macet, akibat orang macet nanti maki-maki, karena maki-maki nanti orang bertengkar, karena orang bertengkar nanti berkelahi. Gara-gara macet bunuh-bunuhan,” urai Dedi.
Setelah menasehati sopir pick up tersebut, Dedi Mulyadi sontak mengambil beberapa lembar uang Rp 50 ribu dari dompetnya untuk diberikan pada sopir itu dengan dalih sebagai uang Ganti aki.
“Berkah mogok ini mah,” ucap Dedi setelah memberikan sejumlah uang.
“Iya pak, terima kasih pak,” timpal sopir pick up.
Pria yang akrab disapa Kang Dedi itu tak sengaja bertemu sopir rongsokan tersebut saat hendak menuju Cimanggis, Depok.
Dedi hendak mencari informasi tambahan pada warga sekitar soal kasus pembakaran mobil yang berlangsung beberapa hari yang lalu.
Seperti diketahui sejumlah warga terlibat kasus pembakaran mobil polisi dan pengeroyokan anggota Satreskrim Polres Depok di Harjamukti, Cimanggis, Depok pada Jumat (18/4/25).
Penyebab kasus pengeroyokan ini diklaim lantaran tersulut pesan provokatif dalam grup WhatsApp organisasi kemasyarakatan (ormas).
Saat itu polisi bermaksud hendak menangkap ketua Ormas ranting, TS yang terlibat kasus dugaan penganiayaan, pengancaman, dan kepemilikan senjata api tanpa izin.
Namun, begitu polisi tiba di Lokasi, seseorang berinisial MS memulai provokasi dengan menyampaikan informasi terkait penangkapan TS.
Anggota ormas lainnya pun ikut memprovokasi dengan mengajak massa melakukan pengadangan dari pintu keluar pemukiman.
Polisi kini menangkap 5 orang tersangka, diantaranya yaitu RS, GR alias AR, ASR, LA dan LS. Seluruhnya diduga anggota ormas.
Kelima pelaku dijerat dengan Pasal 160, 170, 214, 351, dan/atau 406 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Tembus 187 Kasus, Kecelakaan Kereta di Daop 1 Jakarta Terbanyak Melibatkan Orang!
-
Gelagapan Baca UUD 45, Ekspresi Wakil Ketua DPRD Pasangkayu Disorot: Yang Dibaca Pancasila?
-
"Segel Tambang, Bukan Wisata Alam": Warga Puncak Sampaikan Protes ke Menteri LH
-
Pengurus PWI Pusat 2025-2030 Resmi Dikukuhkan, Meutya Hafid Titip Pesan Ini
-
Mardiono Terbuka Merangkul Kubu Agus Suparmanto: Belum Ada Komunikasi, Belum Lihat Utuh SK Kemenkum
-
KAI Antisipasi Ledakan 942 Ribu Penumpang di HUT TNI Besok: Ambulans dan Medis Kami Siapkan
-
Kembalikan 36 Buku Tersangka Kasus Demo Agustus, Rocky Gerung Berharap Polisi Baca Isinya, Mengapa?
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
Polisi Masih Dalami Sosok 'Bjorka' yang Ditangkap di Minahasa, Hacker Asli atau Peniru?
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!