Suara.com - Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) melakukan aksi peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (1/5/2025).
Mereka berbeda dengan aliansi buruh lain yang sejak pagi tadi melakukan perayaan hari buruh di Lapangan Silang Monas bersama Presiden Prabowo Subianto.
Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Sunarno, mengatakan alasan pihaknya tidak ikut aksi di Lapangan Silang Monas lantaran saat ini kondisi buruh di Indonesia sangat buruk.
Banyak kaum buruh yang diputus kerja atau PHK secara sepihak, kemudian hak-haknya belum diberikan atau tidak dipenuhi. Kemudian upah buruh juga masih banyak yang rendah.
Selain itu ia mengatakan masih banyak buruh yang saat ini bekerja di beberapa sektor industri yang rentan. Belum lagi pekerja yang hanya berstatus sebagai mitra yang belum mendapatkan upah layak dan rentan pemutusan hubungan kerja.
"Nah situasi ini adalah situasi yang memang bagi kami sangat sulit, ketika melihat kawan-kawan buruh yang hidup dalam posisi penderitaan karena sistem ketenagaan kerjaan kita yang memang belum berpihak para kaum buruh," kata Sunarno saat ditemui di kawasan DPR, Kamis.
“Artinya apa? Belum saatnya kaum buruh bisa melakukan aksi may day fiesta bersama pemerintah atau Presiden,” jelasnya.
Sunarno juga menegaskan aksi demontrasi yang saat ini dilaksanakan dalam peringatan Hari Buruh di depan Gedung DPR RI agar tidak menghilangkan May Day secara harfiah.
Sejatinya, lanjut Sunarno, May Day dilakukan sebagai aksi protes para pekerja pekerja pada abad 19 untuk mendapatkan pemotongan jam kerja, bukan malah bermesraan dengan pihak pemerintah lewat sebuah perayaan.
Baca Juga: Pilih Aksi di Dukuh Atas, Gebrak Tidak Bakal Bergabung dengan May Day Fiesta yang Dihadiri Prabowo
“Semangat May Day atau Hari Buruh Internasional ini adalah semangat perlawanan kaum buruh untuk melakukan pengurangan jam kerja di awal abad 19 dan itu dimenangkan kaum buruh sehingga jam standar untuk kaum buruh untuk bekerja dalam satu hari adalah 8 jam sehari atau 40 jam per minggu,” jelasnya.
“Ini harus kita rayakan dengan semangat perlawanan. Bukan bermesra-mesraan dengan rezim yang tidak berbihak kepada buruh dan rakyat,” lanjutnya lagi.
Dalam aksinya kali ini aliansi GEBRAK membawa sejumlah tuntutan, di antaranya yakni:
- Cabut UU Cipta Kerja beserta PP turunannya, lawan badai PHK, sahkan RUU Ketenagakerjaan pro buruh, dan berikan kepastian dan jaminan kerja yang layak bagi kaum buruh;
- Sahkan RUU PRT sekarang juga, berikan jaminan hukum bagi pekerja rumah tangga. Hapuskan hubungan kemitraan, pengakuan status pekerja bagi pengemudi ojol, taksi online dan kurir, jamin dan lindungi pekerja medis dan kesehatan, pekerja perikanan, dan kelautan, pekerja perkebunan dan pertanian, pertambangan dan buruh migrant;
- Hentikan penggusuran pemukiman dan tanah-tanah rakyat, jalankan reforma agraria sejati. Berikan tanah dan teknologi pertanian bagi petani kecil;
- Hentikan proyek-proyek PSN yang melakukan pengrusakan terhadap lingkungan, sahkan RUU Masyarakat demi keberlangsungan hidup dan kesejahteraan Masyarakat Adat di seluruh penjuru negeri;
- Cabut UU TNI, tolak militer masuk kampus, pabrik, kampus, pabrik dan desa. Tolak militer campur tangan urusan militer.
Berita Terkait
-
Ribuan Buruh Geruduk Gedung DPR saat Peringatan May Day 2025
-
Bawa Kepala Babi dan Ogoh-ogoh Muka Donald Trump, Massa May Day di DPR: Simbol Kapitalisme
-
Prabowo Bakal Hadiri May Day Fiesta di Monas, Kapolri Tunggu Kabar Baik dari Pemerintah untuk Buruh
-
GEBRAK Ogah Ikut May Day yang Dihadiri Prabowo: Kapitalisme, Oligarki dan Militerisme Musuh Buruh
-
Pilih Aksi di Dukuh Atas, Gebrak Tidak Bakal Bergabung dengan May Day Fiesta yang Dihadiri Prabowo
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka