Suara.com - Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago mengingatkan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk bekerja lebih profesional, terutama dalam deteksi kasus negatif terkait dengan penyaluran makan bergizi gratis (MBG).
Irma menyoroti bahwa berbagai kasus keracunan MBG yang terjadi di sejumlah daerah kebanyakan diungkap oleh media massa, daripada diumumkan oleh BGN sendiri.
"Banyak sekali kasus-kasus yang terjadi justru saya melihatnya BGN baru tahu dari media. Nah, ini sebetulnya tidak boleh terjadi, harusnya kasus-kasus itu disampaikan oleh sekolah terkait atau dapur umum terkait kepada BGN secara langsung," kata Irma dalam rapat dengar pendapat bersama Kepala BGN di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Menurut Irma, seharusnya BGN yang pertama kali tahu adanya temuan kasus terkait MBG. Namun yang terjadi selama ini, kata Irma, BGN cenderung baru bertindak ketika ada kasus yang diungkap di media massa.
"Jangan sampai media dulu yang tahu BGN belakangan, setelah media ribut baru BGN menyelesaikan. Menurut saya itu tidak profesional, itu harus mulai diubah, kontrolnya harus ketat di BGN," ujarnya memberi saran.
Irma menyarankan, setiap pengurus dapur umum ataupun guru di sekolah harus melaporkan ke perwakilan BGN apabila ada temuan kasus tak terduga terkait pembagiam MBG.
"Sehingga kemudian BGN langsung menindaklanjuti, sehingga media enggak goreng sana goreng sini kalau menurut saya. Karena mereka kan juga dapat informasi. Tapi kalau dari dapur umum yang melaporkan secara langsung melalui sekolah, itu justru lebih konstruktif laporannya," tuturnya.
Temuan kasus keracunan MBG di berbagai daerah itu turut diakui oleh Kepala BGN Dadan Hindayana. Dalam RDP tersebut, Dadan kasus pertama terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 13 Januari lalu.
Menurut Dadan, penyebabnya karena masalah teknis lantaran ketika itu program masih baru dimulai. Saat masakan sudah diolah dan hendak digoreng, gas habis, sehingga menyebabkan makanan tidak selesai dimasak. Pada kejadian itu terdapat 40 siswa yang terdampak.
Baca Juga: Fantastis! Anggaran MBG Ditambah Lagi Rp50 Triliun, Kepala BGN Sebut Atas Kemauan Prabowo
Peristiwa serupa juga terjadi di Batang, Jawa Tengah, makanan dikirim dalam kondisi baik, tetapi karena ada acara di sekolah, konsumsi siswa tertunda.
Kasus lain muncul di Cianjur, Jawa Barat, di mana dari 2.701 siswa ada 72 di antaranya terdampak. Namun berdasarkan pemeriksaan laboratorium terhadap tray, air, fasilitas, makanan, dan muntahan semuanya menunjukkan hasil negatif. Sehjngga BGN masih mencari kemungkinan penyebab lain di luar faktor makanan.
Ubah Mekanisme Pembayaran ke Mitra MBG
Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) mengubah pola mekanisme pencairan uang ke mitra Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui akun virtual untuk mencegah kejadian penggelapan dana, seperti yang terjadi di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Kalibata, Jakarta Selatan, terulang kembali.
"Ini adalah rekening bersama yang dibuat BGN ketika mitra sudah terverifikasi, kemudian kita buatkan Virtual Account (VA), yang hanya bisa dicairkan oleh dua pihak, satu oleh perwakilan yayasan, satu lagi oleh Kepala SPPG, jadi seluruh transaksi dilakukan melalui digital," kata Kepala BGN Dadan Hindayana Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Untuk saat ini, lanjutnya, tidak ada lagi SPPG yang boleh berjalan sebelum memiliki VA dan uang muka untuk menjalankan Program MBG akan masuk 10 hari setelah SPPG memiliki VA.
Tag
Berita Terkait
-
Fantastis! Anggaran MBG Ditambah Lagi Rp50 Triliun, Kepala BGN Sebut Atas Kemauan Prabowo
-
Cegah Keracunan MBG Berulang, BGN Gercep Lakukan Ini
-
Nah Lho! Curhatan Dadan Hindayana di DPR: Pejabat BGN Belum Terima Gaji Sejak Urus Program MBG
-
BGN Ubah Sistem Pembayaran MBG: Tak Lagi Reimburse, Uang DP Ditransfer 10 Hari Sebelumnya
-
Sampaikan Dukungan untuk Program MBG, Bill Gates akan Temui Prabowo di Jakarta 7 Mei Mendatang
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Anggaran Jumbo Pertahanan RI Rp187,1 Triliun, Panglima TNI: Senjata Canggih Itu Sangat Mahal
-
Bukan Dilarang Total, Kakorlantas Tegaskan Sirene dan Strobo Polisi Tetap Meraung untuk Tugas Ini
-
Akhir Tragis Nasir di Yalimo: Hilang Saat Kerusuhan, Ditemukan Tewas Mengenaskan Penuh Anak Panah
-
Tak Setuju Gaji Anggota DPR Dipotong Gegara Bolos Rapat, Adian PDIP: Nanti Kita Terjebak Absensi
-
Dukung KLHK, NHM Laksanakan Aksi Bersih-bersih Serentak World Cleanup Day 2025 bersama Mitra Lokal
-
Sejak 2003, Haji Robert Konsisten Membina Ribuan Santri Penghafal Qur'an
-
Mendagri Ingatkan Pemda Jaga Kamtibmas & Susun Strategi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
-
Mimpi Jadi Tentara Terhalang Duit? KSAD Maruli Simanjuntak: Siapa Pun Bisa Daftar Tanpa Biaya!
-
Tragedi Minggu Pagi, Atap Gedung Rp120 Miliar KPT Brebes Ambruk, Warga dan Pekerja Jadi Korban
-
11 Buku Pendemo Disita, Dandhy Laksono Kritik: Bukti Polisi Tidak Membaca