Suara.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menjamin bahwa uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) M72/AS01E-4 buatan Gates Foundation dipastikan aman. Itu sebabnya BPOM memberi izin pelaksanaan uji klinis fase 3 dari vaksin tersebut.
"Vaksin ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi, tapi kita belum tahu efikasinya, khasiatnya. Makanya perlu dilakukan uji klinis fase 3," kata Taruna Ikrar usai menerima kunjungan tim Gates Foundation di Kantor BPOM, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Taruna Ikrar menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang bekerja sama dengan yayasan milik Bill Gates tersebut. Uji klinis fase 3 vaksin TB itu saat ini tengah diujikan ke 20.000 orang di dunia, 2.000 responden di antaranya dilakukan di Indonesia.
Taruna Ikrar menjelaskan, jaminan keamanan uji coba vaksin tersebut berdasarkan rekomendasi dari tim independen yang terdiri para ahli, termasuk sejumlah profesor dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Tim independen itu mengamati hasil uji preklinis, serta hasil uji klinis fase 1 dan fase 2.
"Hasil rekomendasinya ke Kepala Badan POM bahwa telah memenuhi semua unsur-unsur persyaratan, baik persyaratan etik, persyaratan saintifik, persyaratan keamanan, berdasarkan hasil review itulah, Kepala Badan POM telah mengambil keputusan memberikan approval," beber Taruna Ikrar.
Saat ini BPOM telah mengeluarkan izin uji klinis fase 3 vaksin TB M72 tersebut dengan nomor registrasi RG 01-06-32-321 atau nomor RG 01-04-2020-24-3959. Taruna Ikrar juga menegaskan kalau pihaknya agar transparan dalam proses pengawasan uji klinis tersebut.
Uji Coba Vaksin TB Buatan Bill Gates
Diketahui, pemerintah telah mengumumkan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara yang terlibat dalam uji coba vaksin Tuberkulosis (TB) baru yang dikembangkan oleh pendiri Microsoft, Bill Gates.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengungkapkan beberapa alasan mengapa Indonesia mau menjadi tempat uji coba vaksin Tuberkulosis (TB) buatan yayasan milik Bill Gates.
Baca Juga: Soal Kans Jokowi Gantikan Kaesang Ketum PSI, PDIP Bilang Begini
Alasan pertama, menurut Menkes Budi Sadikin agar Indonesia bisa tahu lebih dulu kecocokan vaksin tersebut.
"Kenapa Indonesia tertarik untuk menjadi tempat clinical trial level 3? Karena dengan kita lakukan clinical trial level 3, kita bisa tahu lebih dulu kecocokannya dengan orang kita. Karena itu tergantung genetiknya juga," ungkap Menkes Budi Sadikin ditemui di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Kamis, 8 Mei 2025.
Kemudian yang kedua, kata dia, Indonesia ke depan bisa dengan mudah mendapatkan akses terhadap teknologi vaksin tersebut.
"Ini kerjasama dengan UNPAD dan Universitas Indonesia," beber Menkes Budi Sadikin.
Kemudian yang ketiga, alasannya, kata dia, yakni bisa menjadi ajang untuk negosiasi.
"Kita sekaligus bisa menegosiasi nanti kalau ini sudah jadi, kita bisa lakukan produksinya lebih cepat di Bio Farma di Indonesia. Karena setiap tahun kan yang kena TBC itu 1 juta orang di Indonesia," ungkap Budi Sadikin.
Berita Terkait
-
Soal Kans Jokowi Gantikan Kaesang Ketum PSI, PDIP Bilang Begini
-
Heboh PSN Prabowo Diduga Dipalak Pengusaha Cilegon Rp5 Triliun, Begini Ultimatum Polisi
-
Dituding Sandera Polisi saat Demo May Day di Semarang, 2 Mahasiswa Undip Ditangkap
-
Copot Bendera GRIB Jaya hingga FBR di Jaktim, Polisi: Tak Boleh Ada Simbol Ormas Kuasai Wilayah!
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
Terkini
-
Insentif Dapur Makan Bergizi Gratis Rp6 Juta per Hari Bukan Anggaran Baru, Ini Penjelasan BGN
-
Selain Nama Baik, Apa Saja yang Dipulihkan Prabowo Lewat Rehabilitasi Dua Guru di Luwu Utara?
-
DPR Apresiasi Rehabilitasi Guru Luwu Utara, Minta Pemerintah Ganti Biaya Hukum
-
ARAH Laporkan Ribka Tjiptaning ke Bareskrim Terkait Soeharto, Golkar: Monggo Saja
-
Gubernur Ahmad Luthfi Apresiasi TNI Atas Kontribusinya dalam Menjaga Ketahanan Pangan
-
Sutriah Bersyukur Jadi Peserta JKN: Manfaatnya Besar Sekali
-
Prabowo Rehabilitasi 2 Guru ASN di Luwu Utara, DPR Wanti-wanti Kepala Daerah Jangan Asal Pecat
-
Puluhan Emak-emak Dampingi Roy Suryo Cs di Polda Metro Jaya: You Never Walk Alone!
-
Kenapa Prabowo Rehabilitasi 2 Guru di Luwu Utara? Ini Kasus yang Membelit Abdul Muis dan Rasnal
-
Profil Ribka Tjiptaning: Dokter Penulis 'Anak PKI', Kini Dipolisikan Usai Sebut Soeharto Pembunuh