Suara.com - Program pendidikan karakter yang digaungkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan mengirim anak-anak bermasalah ke barak militer hingga saat ini menarik perhatian banyak pihak.
Baru-baru ini, akademikus Indonesia Rocky Gerung menyoroti keputusan Dedi Mulyadi yang memasukkan anak-anak bermasalah ke barak militer.
Menurut Rocky Gerung, program tersebut adalah keputusan yang dangkal. Hal ini disampaikan oleh Rocky Gerung dalam Indonesia Lawyers Club yang cuplikan videonya diunggah kembali oleh akun X @ronaldy596.
"Dedi Mulyadi juga dimulai dengan problem yang sama. Tadi temen-temen pendukung Dedi Mulyadi mengatakan 'yang penting visualisasinya bisa menghemat anggaran'. Oh bagus, tapi dalam politik orang mau ukur visualisasi itu demi apa? Kalau visinya dangkal. Mengirim anak ke barak itu dangkal," ucap Rocky Gerung.
Bukan tanpa sebab, Rocky Gerung menilai bahwa jika anak-anak bermasalah tersebut ingin diubah karakternya, maka seharusnya tidak dimasukkan ke dalam barak militer. Pasalnya, barak militer berfungsi untuk mendisiplinkan tubuh, bukan pikiran seseorang.
"Barak itu didisiplinkan tubuhnya. Begitu kita belajar teori-teori disiplin, fungsi barak militer mendisiplinkan tubuh. Bukan mengajak orang berpikir," sambung Rocky Gerung.
Ia menambahkan bahwa anak-anak yang masih menginjak bangku sekolah umumnya memang melakukan kenakalan karena itu adalah proses kreativitas.
"Anak itu nakal, karena kreativitasnya bertumbuh. Diperlukan pedagogik. Yang dihasilkan Dedi Mulyadi demagogi itu, kirim ke barak gitu," jelasnya.
Pedagogik sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang pendidikan, khususnya pendidikan anak yang mencakup berbagai aspek, mulai dari teori belajar dan metode belajar hingga pengelolaan kelas dan interaksi dengan siswa. Sementara itu, demagogi adalah praktik politik di mana seseorang menggunakan retorika dan manipulasi untuk mempengaruhi massa dan mendapatkan kekuasaan.
Baca Juga: Bahlil Soal Usulan Rocky Gerung ke Prabowo: Reshuffle Kabinet Hak Prerogatif Presiden
Tak hanya itu, Rocky Gerung kemudian menyebut nama Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming. Rocky Gerung mengatakan mengapa putra sulung Jokowi itu tidak dimasukkan ke barak militer.
"Kenapa nggak Gibran dikirim ke barak? Atau ayahnya? Supaya dia didisiplinkan tubuhnya itu, kan pikiran nggak bisa didisiplinkan," kelakarnya.
Menekankan kembali proses tumbuh kembang anak, Rocky Gerung menilai jika kenakalan siswa adalah hal yang wajar karena bagian dari berpikir kreatif.
"Sementara itu adalah anak didik. Bagaimana mendisiplinkan pikiran anak didik? Justru anak didik itu diprovokasi untuk berpikir nakal. Pikiran kita itu dibentuk di dalam usia 5, 7, sampai 13 tahun, di situ kenakalan itu, fungsinya kreatif," pungkasnya.
Tak hanya Komnas HAM dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mengkritik program tersebut, baru-baru ini Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) pun mendesak agar program memasukkan anak ke barak militer segera dihentikan.
FSGI melihat program barak militer itu tidak disiapkan dengan matang karena tidak adanya dokumen yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan itu termasuk perencanaan, pembelajaran, dan penilaian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Uji Coba Wisata Malam Ragunan: Nostalgia Masa Kecil di Bawah Bintang!
-
93 KK di Kampung Nelayan Indramayu Mendapatkan Layanan Sambung Listrik Gratis dari PLN
-
Modal Rp 20 Ribu, Pria Ini Bikin Geger Pasar Malam Usai Sabet Dua Sepeda Listrik Sekaligus
-
Mengenang Kejayaan Grand Mall Bekasi, Dulu Primadona Kini Sepi Bak Rumah Hantu
-
4 Fakta Tutupnya Grand Mall Bekasi, Kalah Saing hingga Tinggalkan Kenangan Manis
-
Agustina Wilujeng: Kader Posyandu Adalah Garda Terdepan Kesehatan Warga Semarang
-
Viral Airlangga Hartarto Terekam Dorong Dedi Mulyadi, Biar Bisa Foto di Samping Jusuf Kalla
-
Wajar Kepala Daerah Ngamuk, Ini Sederet Masalah jika TKD Dipotong Kemenkeu
-
Tewas usai Melahirkan Bayi, Mayat Terapis Wanita Ditemukan di Musala Terminal Kalideres
-
Polisi Kondisi Mabuk Perkosa Gadis 16 Tahun, Begini Nasib Bripka RN Gegara Ulah Cabulnya!