Suara.com - Pengembangan sektor agribisnis tak sekadar soal pertanian dan keuntungan ekonomi. Lebih dari itu, agribisnis dapat menjadi tulang punggung untuk membangun masa depan yang lestari dan berkelanjutan.
Hal tersebut seperti diutarakan oleh Faisal Abdul Naser, pengamat agribisnis sekaligus praktisi yang telah lama berkecimpung di sektor peternakan dan pakan ternak.
Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (29/5), Faisal menyatakan bahwa penguatan agribisnis adalah langkah strategis untuk mewujudkan ekonomi hijau yang berpihak pada lingkungan, sosial, dan keberlanjutan.
"Agribisnis tidak hanya berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan petani, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja berbasis lingkungan, mendukung pembangunan rendah karbon, serta mengurangi intensitas emisi nasional. Dari tanah subur ke pangan lestari untuk seluruh negeri," ujar Faisal.
Sebagai Chairman Executive Liaison Staff PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk, dan alumnus Lemhannas PPSA 24 tahun 2023, Faisal melihat langsung besarnya peluang agribisnis sebagai motor penggerak ekonomi hijau.
Menurutnya, Indonesia telah memiliki semua syarat dasar untuk memimpin transisi ini: lahan subur, pasar domestik besar, dan kekayaan biodiversitas.
Namun potensi ini tak akan maksimal tanpa strategi yang tepat. Faisal menekankan pentingnya diversifikasi produk pertanian, pemanfaatan pasar dalam negeri, serta peningkatan ekspor untuk mendongkrak agribisnis Indonesia.
Diversifikasi penting agar petani tidak bergantung pada satu jenis komoditas. Sementara itu, orientasi ekspor memperluas jangkauan produk hijau Indonesia ke pasar global yang semakin peduli pada isu lingkungan.
"Indonesia memiliki potensi agribisnis yang sangat besar, dan mampu diarahkan untuk berorientasi pada konsep ekonomi hijau atau green economy," tegasnya.
Baca Juga: Studi: Cuaca Ekstrem Memperparah Krisis Kesehatan Reproduksi Remaja
Konsep ekonomi hijau sendiri bukan sekadar jargon. Ia merupakan pendekatan pembangunan yang menekankan pertumbuhan berkelanjutan tanpa mengorbankan lingkungan dan sosial.
Langkah konkret menuju arah ini mulai terlihat dalam agenda nasional. Salah satunya adalah rencana panen raya jagung seluas 56 ribu hektare di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada Juni 2025.
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan hadir secara virtual dalam kegiatan yang melibatkan lintas sektor—dari pemerintah pusat dan daerah, hingga masyarakat petani. Bagi Faisal, kolaborasi seperti ini harus terus diperkuat.
"Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat petani menciptakan ekosistem agribisnis yang lebih kuat dan berdaya saing," ujarnya.
Jagung menjadi contoh nyata bagaimana satu komoditas dapat mendorong transformasi ekonomi hijau. Selain menjadi sumber pangan dan pakan, pengembangan ladang jagung berdampak besar pada pemberdayaan masyarakat. Produktivitas meningkat, petani lebih sejahtera, dan distribusi pangan lebih merata.
Simulasi pemodelan WRI Indonesia menunjukkan peluang besar di balik ekonomi hijau. Jika diterapkan dengan tepat, ekonomi hijau bisa mendorong pertumbuhan PDB Indonesia rata-rata 6,3% per tahun selama periode 2025–2045. Tak hanya itu, diperkirakan akan tercipta 1,7 juta lapangan kerja hijau baru pada 2045. Jumlah itu setara 38% dari tambahan angkatan kerja nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
Terkini
-
BNI Gelar RUPSLB, Mantapkan Transformasi dan Tata Kelola Hadapi 2026
-
Babak Baru Dimulai, Atalia Praratya Siap Hadapi Ridwan Kamil di Sidang Cerai Perdana
-
Kencang Penolakan PAW Anggota DPRD Waropen, Politisi Muda Papua: Ini Cederai Demokrasi
-
Ibu Nadiem Doakan Anaknya Sembuh Agar Bisa Buktikan Tak Bersalah dalam Sidang Kasus Chromebook
-
Kemenag Siapkan 6.919 Masjid Ramah Pemudik untuk Libur Nataru
-
Jaksa Ungkap Nadiem Makarim Dapat Rp809 Miliar dari Pengadaan Chromebook
-
Dukung Pembentukan Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sumatera, Begini Kata Komisi V
-
UGM Jawab Sentilan Luhut Soal Penelitian: Kalau Riset Sudah Ribuan
-
Masih Dirawat di RS, Sidang Perdana Nadiem Makarim Ditunda: Hakim Jadwalkan Ulang 23 Desember
-
Majelis Adat Budaya Tionghoa Buka Suara soal Penyerangan 15 WNA China di Kawasan Tambang Emas