Suara.com - Para peneliti iklim terkemuka memperingatkan bahwa dunia berpotensi mengalami tahun pertama dengan suhu rata-rata tahunan lebih dari 2°C di atas level praindustri pada akhir dekade ini.
Prediksi ini dihasilkan oleh Met Office Inggris, yang secara rutin menggunakan data observasional dan pemodelan iklim global untuk memproyeksikan kondisi iklim lima tahun ke depan.
Adam Scaife, ilmuwan dari Met Office, menyebut kemungkinan ini sebagai sesuatu yang “nyaris mustahil beberapa tahun lalu” dan menegaskan bahwa jika terjadi, itu akan menjadi peristiwa yang “belum pernah terjadi sebelumnya.”
Saat ini, dunia semakin dekat dengan ambang batas kritis yang disepakati dalam Perjanjian Paris 2015, yang bertujuan menjaga kenaikan suhu jauh di bawah 2°C dan idealnya di bawah 1,5°C.
Tahun lalu menandai tahun pertama di mana suhu tahunan melampaui ambang 1,5°C, didorong oleh kenaikan emisi gas rumah kaca dan pengaruh fenomena El Niño yang kuat. Data terbaru menunjukkan peluang 86 persen bahwa setidaknya satu tahun dalam lima tahun ke depan akan melewati batas 1,5°C tersebut.
Selain itu, peluang suhu rata-rata tahunan pada periode 2025-2029 melampaui 1,5°C mencapai 70 persen, naik tajam dari perkiraan sebelumnya yang hanya 47 persen.
Sementara peluang tahun dengan suhu lebih dari 2°C masih kecil—sekitar 1 persen—para ilmuwan mengingatkan bahwa kombinasi faktor seperti El Niño yang kuat dan Osilasi Arktik positif dapat menciptakan “badai sempurna” yang mendorong suhu lebih tinggi. Jika emisi gas rumah kaca tidak segera ditekan secara drastis, kemungkinan suhu tahunan melampaui 2°C akan meningkat tajam dalam beberapa tahun mendatang.
Chris Hewitt dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menegaskan bahwa masih ada peluang untuk mencegah dampak paling buruk perubahan iklim dengan memangkas emisi secara radikal.
“Setiap fraksi derajat sangat berarti,” ujarnya, menekankan urgensi aksi iklim global yang cepat dan tegas.
Baca Juga: Kelaparan di Sudan Jadi Pengingat: Dampak Pemanasan Global Nyatanya Mempengaruhi Isi Piring
Masihkah ada harapan?
Menurut Andrew King, Associate Professor dalam Ilmu Iklim di ARC Centre of Excellence for 21st Century Weather, University of Melbourne, dampak perubahan iklim yang merusak telah dirasakan di berbagai belahan dunia. Generasi yang akan datang kemungkinan akan menghadapi ancaman yang jauh lebih besar dan kompleks.
Cuaca ekstrem, khususnya gelombang panas, kini terjadi lebih sering dan intensitasnya semakin meningkat. Kondisi ini memberikan tekanan besar pada lingkungan, masyarakat, dan perekonomian secara global.
Meski situasinya suram, ada beberapa indikasi kemajuan yang menggembirakan.
Di banyak negara, pembangkit listrik berbasis energi terbarukan terus berkembang pesat. Penggunaan bahan bakar fosil menurun di berbagai wilayah. Selain itu, kemajuan teknologi berhasil memperlambat kenaikan emisi di sektor-sektor yang terkenal sebagai penyumbang polusi, seperti penerbangan dan konstruksi.
Namun demikian, pekerjaan besar dan mendesak masih menanti. Manusia memiliki peluang nyata untuk mengubah arah dan masa depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri