Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar, M Sarmuji berharap para Presiden RI terdahulu bisa bereuni dalam satu pertemuan. Termasuk antara Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dengan Presiden ketujuh RI Joko Widodo atau Jokowi.
Apalagi, momen tersebut akan menjadi spesial lantaran menu yang dihidangkan adalah nasi goreng.
"Kalau saya harapannya begitu, malah bagus sekali seandainya ada reuni sambil makan nasi goreng buatannya Bu Mega, Pak Prabowo ketemu Bu Mega ada Pak Jokowi, ada Pak SBY sangat baik, sambil makan nasi goreng," kata Sarmuji di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Sementara di sisi lain, Sarmuji memuji adanya pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dengan Megawati Soekarnoputri dalam Upacara Hari Lahir Pancasila pada Senin (2/6).
"Bagus dong, pertemuan antara Bu Mega dengan mas Gibran itu sesuatu yang sangat bagus ya meskipun orang mengatakan itu pertemuan fisik ya apapun lah," ujarnya.
Ia mengatakan, apa pun momen pertemuannya, Gibran disebut bisa memetik pelajaran dari senior seperti Megawati.
"Mau pertemuan fisik, mau pertemuan apa saja, itu baik buat negara. Mas Gibran jg berkesempatan utk bisa belajar bgmn bersikap dengan ibu Mega yang lebih senior, mungkin Bu Mega juga punya kesempatan untuk menasehati mas Gibran meskipun untuk tahap kemarin barangkali belum," katanya.
Menurutnya, justru semakin sering bertemu akan semakin akrab.
"Tetapi orang kalau makin sering ketemu rasanya makin akrab. Mudah-mudahan sering ketemu, mudah-mudahan ya," pungkasnya.
Baca Juga: Golkar Ikut Bahagia: Mungkin Bu Mega Punya Kesempatan Nasihati Gibran
Diketahui, gesture Gibran saat bertemu Megawati di acara peringatan Harlah Pancasila turut disorot oleh pengamat politik, Rocky Gerung.
Dalam acara kenegaraan itu, Rocky Gerung menyebut jika Gibran telah kehilangan marwahnya sebagai Wapres. Hal itu disampaikan Rocky menanggapi posisi Gibran yang berdiri di belakangan Megawati. Dia menganggap jika sikap Gibran tampak canggung ketika turut mendampingi Presiden Prabowo Subianto.
Rocky pun menyebut jika sikap Gibran dan Megawati berkaitan dengan konflik antara PDIP dan mantan Presiden Jokowi.
"Tentu konteksnya adalah ketegangan politik atau sebut aja ketegangan awalnya sekarang jadi konflik politik antara PDIP dengan Presiden Jokowi itu dan Gibran tidak lagi dilihat sebagai wajah dari kekuasaan tetapi wajah dari Jokowi pada akhirnya kan," beber Rocky Gerung dalam siniar di akun Youtube pribadinya.
"Jadi kalau Gibran berjalan di belakang Megawati, lalu netizen mulai menganggap bahwa ya itu artinya secara moral atau bahkan secara sebetulnya politik aristokratik. Gibran itu tidak lagi dianggap sebagai sosok yang punya political standing apalagi moral standing untuk berjalan berdampingan dengan Ibu Mega atau berdampingan dengan Presiden," sambung Rocky Gerung.
Dalam siniarnya, keterangan politik Jokowi dan Megawati bisa dengan mudah terbaca dengan gesture Gibran ketika bertemu dengan Megawati. Padahal menurut Rocky, Gibran yang notabene-nya adalah Wapres malah terlihat canggung hingga berjalan di belakangan Megawati yang hanya merupakan tamu dalam peringatan Harlah Pancasila.
Tag
Berita Terkait
-
Golkar Ikut Bahagia: Mungkin Bu Mega Punya Kesempatan Nasihati Gibran
-
Prabowo Dinilai Gagal Cairkan Hubungan Beku Megawati-Gibran: "Sudah Seperti Patah Arang"
-
Masih Dendam ke Jokowi? Analis Sebut Wajar Megawati Cueki Gibran: Artinya Memang Tak Suka
-
Pigai dan Budi Arie Konsisten Dapat Rapor Merah, Berlakukah Ultimatum Presiden Prabowo?
-
Pertanyakan Hasil Uji Labfor, Rismon Sianipar Tantang Ahli Forensik Digital dari Pihak Jokowi
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?