Suara.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait kemungkinan adanya peluang bergabung dalam Kabinet Merah Putih di bawah Kepemimpinan Prabowo-Gibran.
Pengamat politik Agung Baskoro berpendapat kehati-hatian Langkah PDIP tersebut perlu dilakukan karena berisiko menimbulkan kekecewaan di kalangan pemilih loyal PDIP.
"Memang PDIP ini juga nggak mau gegabah ya karena dia punya basis massa laten yang solid. Meskipun beliau, istilahnya kalah di Pilpres, tapi basis suaranya itu ya di kisaran 17-18 persen," kata Agung saat dihubungi Suara.com, Jumat 13 Juni 2025.
Ia menilai bila kemudian PDIP masuk ke dalam kabinet, ada kemungkinan sebagian basis pemilihnya merasa dikhianati, mengingat selama Pilpres 2024 partai banteng itu mengusung narasi yang berbeda dari gagasan keberlanjutan pemerintah.
Situasi tersebut, menurut Agung, bisa jadi berdampak jangka panjang hingga pemilu berikutnya.
"Jangan sampai nanti basis masa latennya kecewa. Malah nanti di Pileg 2029, dia bisa turun suaranya," katanya.
Menurut Agung, hal tersebut pula yang seharusnya menjadi pertimbangan partai berlambang moncong putih tersebut.
"Itu kan harus jadi pertimbangan juga ya, karena mereka kemarin membawa narasi yang cukup beda dengan narasi keberlanjutan pemerintah. Jadi PDIP hari ini menghitung soal itu," tuturnya.
Selain pertimbangan elektoral, Agung menyoroti hitung-hitungan realistis terkait jatah kursi menteri yang bisa diperoleh PDIP apabila bergabung ke dalam pemerintahan.
Baca Juga: Kian Mesra, Siti Zuhro: Hubungan Prabowo-Megawati Bisa Redam Pengaruh Politik Jokowi
Sebagai partai yang tidak mendukung Prabowo-Gibran ketika Pilpres 2024, kursi di kabinet yang bisa didapat PDIP bisa jadi terbatas.
Sementara di sisi lain, PDIP sebagai pemenang Pileg 2024 nampak memiliki ego sendiri.
"Kalau cuma dapat 3-4 (kursi di kabinet) ya kurang, secara pemenang pileg. Atau ada kompensasi lain yang memang bisa diterima di luar kabinet, semacam itu. Itu juga lagi dihitung sama PDIP saya kira," jelas Agung.
Menurutnya, situasi saat ini tidak hanya membuat PDIP berpikir keras, tetapi juga menjadi tantangan tersendiri bagi Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra itu dinilai ingin menjadi presiden yang merangkul semua pihak.
Risiko Bergabung
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
KPK Periksa Gus Yaqut soal Aliran Dana PIHK Hingga Kerugian Negara
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara