Suara.com - Di tengah banjir kritikan terhadap Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon soal pernyataannya soal pemerkosaan massal 1998, Maria Katarina Sumarsih, ibunda mendiang mahasiswa Trisakti, Realino Norma Irawan alias Wawan ikut bersuara.
Ibu dari korban pelanggaran HAM Semanggi I itu mewanti-wanti pemerintah soal proyek penulisan ulang sejarah yang rencananya dibuat oleh Menbud Fadli Zon.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @sumarsihmaria pada Senin (16/6/2025), pencetus aksi Kamisan di depan Istana Negara itu pun mengaku khawatir ada pembelokan sejarah jika pemerintah tidak memasukan kasus-kasus pelanggaran HAM pada Mei 98 dalam proyek yang kini digaungkan oleh Fadli Zon.
"Penulisan ulang Buku Sejarah Nasional Indonesia tanpa mencantumkan pelanggaran berat HAM Semanggi I - 13 November 1998 dan pelanggaran berat HAM lainnya adalah tindakan manipulasi untuk menciptakan Sejarah Baru yang bengkok," ujar Sumarsih dikutip Suara.com, Senin.
Seolah mengingatkan tragedi Semanggi I pada 1998, Sumarni turut membagikan momen penghormatan terakhir para mahasiswa terhadap Wawan yang sudah ada di dalam peti jenazah.
Selain itu, Sumarsih juga membagikan ulang foto yang menampikan seorang prajurit TNI kala berada di atas sebuah kendaraan taktis. Diduga dua foto yang dibagikan Sumarni menandakan adanya keterlibatan militer atas tewas Wawan.
"Macam bijak apa yang kau lakukan @fadlizon?" tulis Sumarsih.
Unggahan Sumarsih pun menuai atensi dari kalangan netizen. Hingga berita ini diturunkan, postingan Sumarsih mendapatkan 2 ribu lebih suka dan belasan komentar. Rata-rata netizen memberi dukungan kepda Sumarsih yang hingga kini tegar untuk mencari keadilan terkait kasus kematian putranya.
"Sudah terjadi sejak orde baru Bu, apalagi rezim saat ini Neo orba jadi ga kaget. Sehat terus ya Bu. Di sini saya ikut melawan," tulis salah satu netizen.
Baca Juga: Tepis Fadli Zon? Viral BJ Habibie Bongkar Fakta Pemerkosaan Massal 98: Kita Mengutuk Tindakan Biadab
"Hidup korban, jangan diam. Jangan diam, L A W A N," timpal netizen lainnya.
Klarifikasi Fadli Zon
Hari ini, Fadli Zon akhirnya buka suara setelah banjir kritikan terkait pernyataannya soal pemerkosaan massal saat kerusuhan Mei 1998. Alih-alih meminta maaf, Fadli Zon justru tampak ngotot soal pernyataannya sebelumnya soal pemerkosaan massal saat tragedi berdarah 98 hanya rumor.
"Saya menyampaikan apresiasi terhadap publik yang semakin peduli pada sejarah termasuk era transisi reformasi pada Mei 1998. Peristiwa huru hara 13-14 Mei 1998 memang menimbulkan sejumlah silang pendapat dan beragam perspektif termasuk ada atau tidak adanya “perkosaan massal.” Bahkan liputan investigatif sebuah majalah terkemuka tak dapat mengungkap fakta-fakta kuat soal “massal” ini," tulis Fadli Zon.
Demikian pula, kata Fadli, laporan TGPF ketika itu hanya menyebut angka tanpa data pendukung yang solid baik nama, waktu, peristiwa, tempat kejadian atau pelaku.
Di sinilah, menurutnya, perlu kehati-hatian dan ketelitian karena menyangkut kebenaran dan nama baik bangsa. Jangan sampai kita mempermalukan nama bangsa sendiri.
Tag
Berita Terkait
-
Tepis Fadli Zon? Viral BJ Habibie Bongkar Fakta Pemerkosaan Massal 98: Kita Mengutuk Tindakan Biadab
-
Ucapan Fadli Zon soal Pemerkosaan Massal 98 Memanas, Misteri Kematian Tan Malaka Diungkit Sejarawan
-
Nihilkan Korban Pemerkosaan 98? Sosok Fadli Zon Dikuliti Netizen: Dari Dulu Memang Pro Cendana
-
Sebut Pemerkosaan Massal 98 Cuma Rumor, Fadli Zon Diskakmat Dosen UGM: Pak Menteri Nyalakan Otak...
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Viral, Kali Ini Diduga Sindir Gibran Lewat Postingan Satir
-
Investment Outlook 2025 Redefining Value: Investment Strategy in the Age of Innovation
-
Ini Cerita Aqsa Syauqi Peraih DPD Award 2025 Kategori Pembangunan Sosial & Kesehatan
-
Dihadang Sopir Angkot, Layanan Mikrotrans PulogadungKampung Rambutan Disetop Sementara
-
Amstrong sembiring: Jelang Akhir Tahun 2025 Negeri Ini Jadi Lautan Persoalan Hukum
-
Wacana Tarif Transjakarta Naik, DPRD Sebut Warga Jakarta Sudah Mampu Bayar Lebih dari Rp 3.500
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India
-
Gelar Pangeran Andrew Dicabut Gegara Pelecehan Seksual, Keluarga Giuffre Beri Respon Sinis
-
Pengamat: Jaksa Hanya Melaksanakan Penetapan Hakim di Kasus Nenny Karawang