Suara.com - Di tengah krisis iklim global, kebutuhan akan energi terbarukan yang lebih efisien dan terjangkau kian mendesak. Salah satu bentuk energi terbarukan yang paling potensial adalah tenaga surya.
Namun, meski sudah digunakan luas, sel surya konvensional masih memiliki keterbatasan dalam hal efisiensi dan tegangan keluaran. Kabar baiknya, para ilmuwan kini selangkah lebih dekat untuk menembus batas tersebut.
Sebuah tim peneliti dari Universitas Kyoto, Jepang, baru-baru ini mengumumkan temuan penting yang berpotensi membuka era baru dalam pengembangan teknologi sel surya.
Mereka berhasil mendemonstrasikan efek fotovoltaik massal baru yang memungkinkan konversi energi cahaya menjadi listrik secara lebih efisien, melalui mekanisme arus listrik berbasis fenomena kuantum.
Apa yang Membuat Temuan Ini Berbeda?
Berbeda dengan sel surya biasa, teknologi ini memanfaatkan arus pergeseran dan arus injeksi magnetik yang dihasilkan dari pemutusan simetri ruang dan waktu—sebuah konsep dalam fisika kuantum yang sebelumnya sulit diterapkan dalam praktik.
Untuk mewujudkan ini, tim Kyoto mengembangkan perangkat heterostruktur buatan dengan semikonduktor dua dimensi monolayer dan material magnetik berlapis.
Kombinasi ini dirancang untuk menciptakan kondisi di mana simetri ruang dan waktu dapat dikontrol secara presisi. Hasilnya, mereka berhasil mengukur arus listrik stabil yang dapat dikendalikan arah dan kekuatannya menggunakan medan magnet eksternal.
Mengapa Ini Penting untuk Indonesia?
Baca Juga: PIS Sediakan Sediakan Teknologi Pompa Air Tenaga Surya untuk Pertanian di NTT
Dengan rata-rata penyinaran matahari 4,8 kWh per meter persegi per hari, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energi bersih utama. Namun hingga kini, pemanfaatannya masih terganjal efisiensi teknologi dan biaya produksi panel surya.
Temuan dari Universitas Kyoto ini membuka peluang pengembangan panel surya generasi baru yang tidak hanya lebih efisien, tetapi juga lebih multifungsi—dapat digunakan di bidang teknologi lain seperti sensor optik, spintronik, bahkan perangkat pemanen energi skala kecil.
Jika teknologi ini dikembangkan lebih lanjut dan diproduksi massal dengan biaya terjangkau, Indonesia bisa mempercepat transisi energi bersih dan mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.
Masa Depan Energi yang Terkendali
"Simetri spasial dan pembalikan waktu bisa dikontrol dengan struktur buatan. Ini membuka berbagai kemungkinan baru dalam pembangkitan arus listrik dari cahaya," ujar Kazunari Matsuda, peneliti utama studi ini.
Dengan inovasi seperti ini, masa depan energi tak lagi hanya tentang mengganti sumber daya, tetapi juga bagaimana sains mendorong efisiensi dan fleksibilitas lebih tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut