- PDIP akan mengadakan Rakernas pada 10 hingga 12 Januari dengan fokus pembahasan ekologi dan kebijakan moratorium hutan.
- Partai akan membentuk subkomisi ekologi khusus karena perhatian Ketua Umum terhadap isu lingkungan sangat mendalam.
- Rakernas juga akan membahas pentingnya status bencana nasional sebagai kesadaran atas kerusakan ekosistem.
Suara.com - PDI Perjuangan (PDIP) bersiap menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 10 hingga 12 Januari mendatang. Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa agenda besar tersebut akan memberikan porsi khusus pada pembahasan mengenai ekologi dan lingkungan hidup, termasuk meninjau kembali urgensi kebijakan moratorium hutan.
Hasto menjelaskan bahwa partai akan membentuk subkomisi khusus untuk mendalami persoalan lingkungan guna menjawab tantangan bencana alam yang kerap terjadi akibat kerusakan ekosistem.
"Ya, di dalam Rakernas nanti kami membentuk subkomisi tentang ekologi, tentang lingkungan. Karena Ibu Mega juga telah diwawancarai secara luas, beliau juga bertemu dengan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore, tentang pentingnya menjaga kelestarian ini," ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Senin (29/12/2025).
Menurutnya, perhatian Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terhadap lingkungan sangat mendalam, bahkan hingga ke hal-hal kecil yang bersifat keseharian.
"Bahkan Ibu Mega juga sampai punya kebiasaan itu, biji-bijian kalau rapat DPP. Itu ada biji nangka, ada salak, itu semua ditanam oleh beliau. Maka kebijakan ekologis dari hulu ke hilir itu nanti akan menjadi bagian dari pembahasan di dalam Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan 10 sampai 12 Januari yang akan datang," tambahnya.
Isu lingkungan ini menjadi krusial karena berkaitan erat dengan masukan mengenai penetapan status bencana nasional atas musibah yang terjadi belakangan ini.
Hasto menilai, status tersebut penting untuk menyadarkan publik bahwa bencana berakar dari kerusakan alam akibat alih fungsi hutan.
"Ya, kami menerima masukan-masukan tentang pentingnya status bencana nasional ini. Karena di situ juga akan menggugah kesadaran kita bahwa bencana ini diawali dari kerusakan ekologis akibat suatu kebijakan-kebijakan untuk mengonversi hutan. Maka pada masa Ibu Mega, moratorium hutan itu dilakukan dan menjaga ekosistem hutan itu bagian dari kehidupan kita," tegasnya.
Sambil menunggu perumusan kebijakan strategis di Rakernas, PDIP melalui instruksi Megawati telah bergerak di lapangan dengan program pemulihan jangka panjang.
Baca Juga: Soal Adanya Pengibaran Bendera GAM, PDIP Beri Pesan: Jangan Campuradukkan Politik dalam Bencana
"Ini akan terus, dari arahan Ibu Ketua Umum, PDI Perjuangan merancang setidaknya satu tahun, ya, program yang digerakkan oleh partai melalui Baguna, melalui relawan kesehatan, termasuk bersama dengan dokter-dokter diaspora untuk membantu rakyat tersebut sampai kepada pemulihannya," jelasnya.
Selain bantuan medis yang sudah dimulai sejak 5 Desember lalu, PDIP juga akan fokus pada pemulihan psikologis para korban.
"Nah, hari ini kita juga terus, tim psikolog itu juga kami persiapkan nanti untuk dihadirkan untuk membantu rakyat. Trauma healing itu menjadi suatu hal yang penting juga untuk dilakukan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Soal Adanya Pengibaran Bendera GAM, PDIP Beri Pesan: Jangan Campuradukkan Politik dalam Bencana
-
PDIP Integrasikan Politik Tata Ruang dan Mitigasi Bencana, Terjemahkan Visi Politik Hijau Megawati
-
Bawa Pesan Kemanusiaan dari Megawati, PDIP Kirim 30 Ambulans dan Tim Medis ke Sumatra
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
PDIP Tegas Tolak Usulan Pilkada Lewat DPRD: Sikap Kami Tak Berubah Sejak 2014
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Setuju Bantuan Asing Masuk, Hasto: Kemanusiaan Bersifat Universal
-
Kasus Izin Tambang Nikel Konawe Utara Dihentikan, Ini Penjelasan KPK
-
John Kenedy Apresiasi Normalisasi Sungai di Wilayah Bencana, Pemulihan Bisa Lebih Cepat
-
Presiden Buruh: Tidak Masuk Akal Jika Biaya Hidup di Jakarta Lebih Rendah dari Kabupaten Bekasi
-
Kronologi dan 6 Fakta Tenggelamnya Kapal KM Putri Sakinah di Labuan Bajo yang Menjadi Sorotan Dunia
-
KPK Panggil Eks Sekdis Kabupaten Bekasi yang Sempat Diamankan Saat OTT
-
Pramono Anung: Kenaikan UMP Jakarta Tertinggi, Meski Nominalnya Kalah dari UMK Bekasi
-
Polri Kerahkan Tambahan 1.500 Personel, Perkuat Penanganan Bencana Sumatra
-
Cekcok Ponsel Berujung KDRT Brutal di Sawangan, Polisi Langsung Amankan Pelaku!
-
Buruh KSPI Demo Dekat Istana: Tuntut UMP DKI Jadi Rp5,8 Juta, Anggap Angka Pramono Tak Sesuai KHL