Suara.com - Di tengah ancaman krisis iklim yang kian nyata, pendekatan spiritual mulai diangkat sebagai bagian dari solusi. Salah satunya datang dari umat Buddha Indonesia melalui Gerakan Eco-Dhamma, inisiatif berbasis spiritualitas dan ekologi yang diluncurkan oleh Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi).
Gerakan ini bertujuan mendorong partisipasi aktif umat Buddha dalam menjaga lingkungan hidup, mulai dari pengelolaan sampah hingga pelestarian alam berbasis ajaran agama. Langkah ini mendapat dukungan langsung dari pemerintah.
“Jakarta, Semarang, dan Makassar, kini panas bukan sekadar karena musim, tetapi karena bencana iklim akibat aktivitas manusia. Kita semua punya andil,” kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, dalam peluncuran gerakan ini pada penutupan Mukernas Permabudhi di Makassar, seperti dikutip dari Antara, Senin, (30/6/2025).
Diaz menyebut krisis iklim sebagai hasil akumulasi berbagai aktivitas manusia, dari penggunaan listrik, transportasi, konstruksi, hingga buruknya sistem pengelolaan sampah. Ia mencontohkan, satu ton sampah bisa menghasilkan hingga 1.700 kilogram CO ekuivalen. Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Makassar setiap hari menghasilkan ribuan ton sampah.
Melihat urgensi tersebut, Diaz menilai Gerakan Eco-Dhamma sebagai langkah strategis dan relevan dalam menghadapi krisis iklim. Pemerintah, menurutnya, siap memberikan dukungan penuh, termasuk dalam pendampingan teknis untuk pengelolaan sampah berbasis komunitas.
“Termasuk potensi pembentukan bank sampah dan kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD),” lanjutnya.
Ketua Umum Permabudhi, Philip K. Widjaja, mengatakan Eco-Dhamma merupakan bentuk harmonisasi antara ajaran Buddha dan semangat pelestarian alam. Gerakan ini, menurutnya, bukan hanya kampanye lingkungan biasa, melainkan upaya kolektif untuk mengubah perilaku melalui pendekatan spiritual.
“Konsep ekologi ini kami angkat sesuai ajaran agama. Kami ingin menyelaraskan arah pembangunan baik fisik maupun spiritual,” ujarnya.
Permabudhi sendiri telah aktif mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sejak berdiri pada 2019. Beberapa program yang telah dijalankan termasuk pendirian eco-vihara, kampanye penggunaan eco-enzyme untuk limbah organik, serta partisipasi dalam Interfaith Rainforest Initiative (IRI) yang fokus pada perlindungan hutan tropis.
Baca Juga: Mengapa Ekowisata dan Pariwisata Berkelanjutan Penting untuk Masa Depan?
Gerakan seperti Eco-Dhamma memperlihatkan bahwa spiritualitas tidak harus terpisah dari isu-isu lingkungan. Ketika perubahan iklim membutuhkan perubahan perilaku besar-besaran, pendekatan yang menyentuh nilai dan keyakinan justru bisa membuka jalan bagi aksi kolektif yang lebih dalam dan berkelanjutan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
Terkini
-
Gibran Belajar Makan Empek-empek, Dokter Tifa Meledek: Pejabat Jadi Babu dan Babysitter ABK?
-
Mobil Mercy Antik B.J. Habibie Seret Ridwan Kamil ke Pusaran Korupsi, KPK Pastikan Panggil RK
-
Eks Pegawai KPK Ungkap Kisah Pilu Ibu Muda Ditahan Kasus Demo Agustus: Bayinya Terpaksa Putus ASI!
-
Alarm untuk Roy Suryo? Denny Darko Ramal Polemik Ijazah Jokowi Berakhir Bui: Mereka Akan Lupa Diri
-
Kabar Buruk! ICW Sebut Selama 2024; Kerugian Negara Tembus Rekor Rp279 T, Kinerja Aparat Anjlok
-
HUT TNI 5 Oktober: Ini Daftar Lengkap Senjata Canggih Pesanan Prabowo yang Tiba 2026
-
Tak Lagi Jadi Menteri, Berapa Uang Pensiun yang Diterima Sri Mulyani Setiap Bulan?
-
Vonis Pertama Kasus Rantis Maut: Aipda Rohyani Divonis 20 Hari dan Wajib Minta Maaf
-
Pemprov Jakarta Siagakan 1.200 Pompa Hadapi Ancaman Hujan Ekstrem Dua Hari ke Depan
-
Menkeu Purbaya Tolak Duduk di Kursi Utama Saat Sidak Rapat Direksi BNI: Bukan Pencitraan Kan Pak?