Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa hujan yang masih mengguyur sejumlah wilayah Indonesia hingga akhir Juni 2025 tidak ada kaitannya dengan kegiatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang sempat dilakukan beberapa bulan lalu.
Mundurnya musim kemarau saat ini, disebut BMKG, lebih dipengaruhi oleh faktor dinamika iklim.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu mengaitkan curah hujan belakangan ini dengan intervensi manusia melalui teknologi modifikasi cuaca.
"Kejadian hujan di sejumlah wilayah yang masih terjadi pada bulan Juni, tidak berhubungan dengan OMC yang dilakukan pada periode-periode sebelumnya," kata Seto kepada Suara.com, dihubungi Kamis (3/7/2025).
Menurut Seto, kemunduran musim kemarau tahun ini dipengaruhi oleh tingginya curah hujan yang masih terjadi pada bulan April hingga Mei. Padahal, periode tersebut seharusnya menjadi masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
BMKG mencatat bahwa kondisi tersebut terjadi terutama di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sumatra Selatan, Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT.
BMKG juga mencatat bahwa dinamika atmosfer yang memicu tingginya curah hujan pada masa peralihan ini telah terpantau sejak awal tahun. Prakiraan cuaca dan iklim bulanan yang dirilis lembaga tersebut sejak Maret 2025 telah mengantisipasi potensi anomali.
"BMKG sebelumnya telah memprediksi fenomena ini melalui prakiraan iklim bulanan yang dirilis sejak Maret 2025," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga telah menjelaskan bahwa musim kemarau 2025 belum merata terjadi di seluruh wilayah Indonesia karena angin Monsun Australia, yang menjadi pendorong utama kemarau, masih relatif lemah.
Baca Juga: 5 Parfum Mykonos Paling Wangi buat Siang Hari, Gak Takut Keringat Lagi!
Selain itu, suhu muka laut yang lebih hangat dari normal di selatan Indonesia turut memperkuat potensi pertumbuhan awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan deras meskipun secara klimatologis sudah memasuki musim kemarau.
Normalnya, angin Monsun Australia sudah dominan membawa massa udara kering dari selatan pada periode Maret hingga Mei. Namun tahun ini kekuatannya tertahan, sehingga sistem atmosfer skala mingguan seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin masih aktif dan turut mendorong pembentukan awan-awan hujan.
Sepanjang Maret 2025, BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan TNI AU memang sempat menggelar operasi modifikasi cuaca di beberapa wilayah seperti Jabodetabek dan sebagian besar Jawa Barat.
Operasi dilakukan untuk menurunkan intensitas hujan di wilayah hulu dan mengurangi risiko banjir.
Berita Terkait
-
Waspada! BMKG Ungkap Potensi Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Bali dan Lombok
-
Juni Akan Berakhir, Kenapa Masih Sering Hujan? Begini Penjelasan BMKG
-
Hujan Ekstrem di Musim Kemarau: Apa itu MJO yang Pengaruhi Cuaca Indonesia?
-
Cuaca Kadang Panas Kadang Hujan? Ini Cara Simpel Ajarkan Anak Soal Perubahan Iklim dengan Santai
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
Terkini
-
Menguak Asal-usul Air Mineral Aqua, yang Disorot Imbas Konten Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
-
Duit Pemda Rp234 Triliun 'Nganggur' di Bank, DPR Turun Tangan: Minta Kemendagri Jadi Wasit
-
Komika Obi Mesakh Protes Pelayanan Publik di Bekasi: Masa Ngurus KTP Hilang Kuota Sehari 10 Sih
-
'Bisikan' Adik Bikin Panas, Aksi Sadis Residivis di Jaktim Bakar Istrinya Hidup-hidup
-
Promo SPayLater Bayar QRIS, Nikmati Diskon Hemat Serba Seribu!
-
'Manusia Tentu Ada Kekurangan' Cara Gus Ipul Redam Tensi Polemik Gelar Pahlawan untuk Soeharto
-
27.300 Pelari Meriahkan Wondr Jakarta Running Festival 2025, BNI Dorong Sports Tourism Nasional
-
Awal Mula Whoosh Masuk Indonesia: Gegara Jokowi Terpukau Xi Jinping, Berujung Utang Triliunan
-
Baru Sebulan Jabat Menkeu, Purbaya Salip Popularitas! Bahlil Jadi Menteri Sentimen Negatif Tertin
-
Profil Tirto Utomo, Pendiri Aqua Sekaligus Pelopor Air Minum Dalam Kemasan di Indonesia