Suara.com - Publik mungkin lebih sering melihat Andy Rachmianto sekilas di layar kaca. Memastikan setiap detail acara kenegaraan Presiden berjalan sempurna.
Sosoknya tenang, selalu beberapa langkah di belakang atau di samping para pemimpin dunia, memastikan semua berjalan sesuai aturan.
Andy Rachmianto, sang Kepala Protokol Negara (KPN) yang kini disebut mendapat amanah baru sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Kerajaan Belgia.
Merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa, yang berkedudukan di Brussel.
Penunjukan ini bukan sekadar rotasi jabatan biasa. Ini adalah penempatan seorang diplomat karier dengan rekam jejak mumpuni di salah satu pos paling strategis bagi kepentingan Indonesia.
Brussel bukan hanya ibu kota Belgia; ia adalah jantung dari Uni Eropa, tempat di mana kebijakan-kebijakan penting yang berdampak pada ekonomi, politik, dan perdagangan global dirumuskan.
Lalu, siapa sebenarnya sosok Andy Rachmianto? Bagi generasi milenial dan Z yang tertarik dengan dunia diplomasi, perjalanan kariernya adalah sebuah masterclass dalam hubungan internasional.
Dari Protokol Negara ke Jantung Uni Eropa
Sejak Juni 2020, Andy Rachmianto menjabat sebagai Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler di Kementerian Luar Negeri, sebuah posisi yang secara ex-officio membawanya menjadi Kepala Protokol Negara.
Baca Juga: Seleksi Dubes RI Dirahasiakan, Ada Apa di Balik Pintu Tertutup Senayan?
Dalam peran ini, ia adalah "sutradara" di balik layar setiap acara kenegaraan. Mulai dari kunjungan kepala negara sahabat, upacara di Istana, hingga perjalanan dinas Presiden ke luar negeri.
Tugasnya menuntut ketelitian tingkat tinggi, pemahaman mendalam tentang etiket internasional, dan kemampuan koordinasi yang luar biasa.
Ia menjadi wajah pertama yang menyambut para pemimpin dunia sekaligus orang terakhir yang memastikan semua agenda berjalan lancar.
Perannya sebagai KPN memberinya akses dan kedekatan yang unik dengan pusat kekuasaan, memungkinkannya memahami denyut nadi kebijakan luar negeri Indonesia dari ring satu.
Kini, pengalaman mengelola interaksi tingkat tinggi itu akan menjadi bekal utamanya di Brussel.
Ia tidak lagi hanya mengatur panggung, tetapi menjadi aktor utama di panggung diplomasi Eropa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Wamenag Janji Semua Santri Dapat Makan Bergizi Gratis, Hanya 2 Persen yang Terjangkau Saat Ini!
-
7 Fakta Gunung Semeru Terkini Kamis Pagi, Status Darurat Tertinggi
-
Sempat Sakit, Adik Jusuf Kalla Diperiksa Kasus Korupsi PLTU Rp1,35 Triliun Hari Ini!
-
Survei RPI: Publik Setuju Polri Tetapkan Roy Suryo Cs Jadi Tersangka?
-
Satpol PP Akan Bongkar 179 Bangunan Liar di Sepanjang Akses Tol Karawang Barat
-
Viral Todongkan Sajam di Tambora, Penjambret Diringkus Polisi Saat Tertidur Pulas
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif